(Renungan) Libatkanlah Allah
Libatkanlah Allah!
Kalender Liturgi Jumat, 9 Februari 2024
Bacaan Pertama : 1Raj. 11: 29-32. 12:19
Mazmur Tanggapan : Mzm. 81:10-11ab. 12-13.14-15
Bacaan Injil : Mrk. 7: 31-37
Cara Yesus menyembuhkan orang tuli dan gagap sangatlah istimewa dan misterius jika dipandang dari pemikiran manusia. Ia mengajak orang tuli dan gagap itu menepi, memisahkan diri dari orang banyak. Yesus menyentuhnya dan suatu kekuatan daya penyembuh, mengalir ke bagian tubuh yang menderita sehingga menjadi sembuh.
(Maria Theresia Widyastuti)
‘Kemudian sambil menengadah ke langit, Yesus mendesah dan berkata kepadanya, “Effata”, artinya: Terbukalah!
(Mrk. 7: 34)
Bacaan Pertama : 1Raj. 11: 29-32. 12:19
Mazmur Tanggapan : Mzm. 81:10-11ab. 12-13.14-15
Bacaan Injil : Mrk. 7: 31-37
Cara Yesus menyembuhkan orang tuli dan gagap sangatlah istimewa dan misterius jika dipandang dari pemikiran manusia. Ia mengajak orang tuli dan gagap itu menepi, memisahkan diri dari orang banyak. Yesus menyentuhnya dan suatu kekuatan daya penyembuh, mengalir ke bagian tubuh yang menderita sehingga menjadi sembuh.
Cara ini seperti tabib Yunani saat itu, namun ada bedanya karena Yesus melibatkan Bapa-Nya dalam peristiwa ini. Yesus menengadah ke langit, yang merupakan sikap doa dan menunjukkan bahwa Yesus menimba kekuatan dari Allah Bapa, sebelum berkata:” Effata!” Artinya: Terbukalah! Seketika itu terbukalah telinga orang itu dan pulihlah lidahnya.
Orang-orang yang melihat kesembuhan itu memberitakan peristiwa ini dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik!” Mereka mewakili jemaat Markus dan pendengar Injil zaman sekarang, yang dijadikan mampu oleh Tuhan untuk mendengarkan kabar baik dan menanggapinya dengan memuji dan mewartakannya.
Di medio Desember 2023 Tuhan memberikan kesempatan pada saya dan warga lingkungan untuk melihat karya Allah yang luar biasa. Kami melayani 20 orang tamu dari NTT. Mereka adalah guru dan anak-anak disabilitas SLB Karya Murni Ruteng di mana sebagian besar tuli dan buta.
Mereka sangat luar biasa, alih-alih kami yang melayani ternyata justru mereka yang melayani kami karena sukacita yang dihadirkan. Anak-anak buta bernyanyi dengan suara malaikat dan membuat kami terharu. Anak-anak tuli menari dengan indah sesuai lagu pengiring walaupun tidak mendengar dan berbicara. Keterbatasan fisik tidak membuat mereka terbatas.
Sama seperti orang-orang Dekapolis yang mewartakan kabar baik Tuhan setelah mengalami peristiwa penyembuhan, anak-anak ini telah dijadikan mampu oleh Tuhan untuk mendengarkan dan merasakan kabar baik Tuhan sehingga menanggapinya dengan menyanyi dan menari dalam mewartakannya kepada orang lain.
Saya melihat anak-anak, suster dan guru pembimbing memiliki relasi yang dekat dengan Allah. Allah bekerja dalam iman mereka.
Bagaimanakah relasi kita dengan Allah? Mari kita menilik kembali relasi pribadi kita dengan Allah dan memaknainya. Libatkanlah Allah dalam segala aspek kehidupan!
Doa:
Tuhan terima kasih banyak karena putera-Mu telah menunjukkan padaku bagaimana Ia memiliki relasi yang dekat dan melibatkan-Mu dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam karya-Nya. Semoga Roh Kudus-Mu terus menyertaiku agar dapat terus membangun relasi yang intim dengan-Mu dan membiarkan Engkau terlibat dan bekerja dalam kehidupanku. Terima kasih Tuhan, aku mencintai-Mu. Amin.
Komentar
Posting Komentar