(Renungan) Toleransi

Toleransi
(K.I.A. Anggi) 


Siapa yang tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.
(Mrk. 9:40)


Kalender Liturgi Rabu, 26 Februari 2025
Bacaan Pertama : Sir. 4:11-19
Mazmur Tanggapan : Mzm. 119:165. 168. 171. 172. 174. 175
Bacaan Injil : Mrk. 9:38-40


Dalam Injil hari ini, Yohanes melihat orang memakai nama Yesus untuk menaklukkan setan-setan. Ia berusaha menghentikan orang tersebut dengan alasan orang itu bukan dari kelompok para murid. Namun, Yesus menyatakan, tidak ada seorang pun yang dapat melakukan perbuatan besar dalam nama-Nya dan pada waktu yang sama juga memusuhi-Nya. “Orang yang tidak melawan kita ada di pihak kita.” Yesus memiliki hati yang lapang, Ia dapat menerima kehadiran orang lain dan Ia sedang mengajarkan suatu prinsip yang mulia, yaitu toleransi. 

Saya teringat saat panggilan menjadi Katolik. Diawali dengan tugas dari guru agama. Saya, saat itu duduk di kelas 3 SMU, tidak luput dari tugas ini. Tugas yang diberikan sebenarnya mudah saja. Apa pun agama siswa, mereka wajib untuk mengikuti peribadatan, baik Misa atau kebaktian, lalu mencatat pesan-pesan yang disampaikan oleh pembawa peribadatan. Bagi saya, tugas ini cukup sulit karena saya tumbuh di keluarga Buddha yang hanya pergi ke kelenteng pada hari raya tanpa pernah ikut kebaktian.

Dalam kebingungan, mami menyarankan agar saya pergi ke Gereja Katolik saja. Ia tidak memaksa agar saya ikut kebaktian Buddha. Alasan Mami saat itu sederhana sekali. Waktu kecil, beliau dan saudara laki-lakinya belajar di sekolah Katolik dan ia kagum dengan kebaikan hati para guru walau mereka bukan beragama Katolik. Karena tugas ini, mulailah saya tertarik akan ajaran Katolik dan kemudian saya mengikuti kelas katekumen hingga dibaptis pada bulan Mei 1997. 

Saat itu, papi dan mami masih beragama Buddha, namun mereka setia mendukung setiap kegiatan yang saya lakukan, baik di lingkungan maupun di Gereja. Selalu bersedia mengantar saya ikut Misa setiap Minggu, bahkan menemani pergi berziarah. Sampai akhirnya mami pun menyatakan keinginan untuk dibaptis pada Desember 2012. Toleransi dari orang tua, terutama mama telah menghantar saya menjadi anggota Gereja Katolik.

Maukah kita belajar untuk bertoleransi kepada orang-orang di sekitar kita, dimulai dari keluarga kita sendiri?

Doa:
Ya Bapa, dari Putera-Mu yang mengajarkan tentang toleransi, mampukanlah aku untuk membuka hati dan belajar bertoleransi dengan sesamaku terutama yang tidak seiman, yang bagi diriku mereka berbeda. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Upah Mengikuti Yesus

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia