(Renungan) Yudas adalah Kita
Yudas adalah Kita
(Widyawati Taurus)
Kalender Liturgi Rabu, 16 April 2025
Bacaan Pertama : Yes. 50:4-9a
Mazmur Tanggapan : Mzm. 69:8-10. 21bcd-22. 31. 33-34
Bacaan Injil : Mat. 26:14-25
Beberapa tahun lalu, sahabat perempuan saya menemukan fakta bahwa suaminya berselingkuh sudah cukup lama. Akhirnya dia memutuskan untuk bercerai (kebetulan agamanya mengijinkan perceraian). Untuk mengurus masalah hukum terkait perceraian mereka, saya menemaninya ke notaris yang adalah sahabat laki-laki kami sejak kanak-kanak. Namun sahabat saya itu tidak mendapat dukungan moral seperti yang diharapkan, bahkan cenderung ditakut-takuti. Awal tahun ini kami baru mengetahui bahwa si notaris ternyata juga berselingkuh, bahkan perselingkuhannya sudah berjalan lebih lama dari suami sahabat saya! Akhirnya terjawab sudah penyebab sikapnya yang tidak suportif saat itu.
Sungguh plot twist yang menyedihkan, bahwa orang yang kami anggap sebagai saudara, tempat kami meminta tolong, ternyata mengkhianati kepercayaan kami karena pilihan jalan hidupnya yang tidak benar. Semua saran-sarannya dibalut kepentingan pribadinya. Waktu jualah yang membuka perselingkuhannya dan menjelaskan keheranan kami.
Para rasul sangat sedih mendengar perkataan Yesus, “Sesungguhnya …. seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Seorang demi seorang dari para rasul mengonfirmasi kepada Yesus, “Bukan aku, ya Tuhan?” Mereka takut ada perbuatan yang tidak mereka sadari, yang tidak berkenan di hati Yesus. Yudas si pengkhianat itu dengan palsunya ikut membeo mengonfirmasi.
Yesus sangat keras mengecam perilaku pengkhianatan. Di perikop ini, Yesus mengutuk pengkhianatan dengan kalimat, “Lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” Kalimat ini keras dan tajam, sebesar itulah dosa pengkhianatan bagi Yesus.
Setelah 2000 tahun berlalu, mungkin masih ada ‘Yudas-Yudas’ kecil dalam diri kita. Menjual iman Katolik demi harta dan jabatan, godaan orang ketiga dalam perkawinan, hati berisi iri, dengki dan dendam, keangkuhan rohani dan dosa-dosa lainnya adalah Yudas-Yudas kecil itu. Setiap dosa yang kita buat adalah pengkhianatan terhadap kasih Yesus, mendera tubuh-Nya yang sudah tersalibkan demi penebusan kita.
Semoga di Pekan Suci Paskah ini kita semakin peka terhadap kedosaan kita. Tidak salah jika kita rutin bertanya pada-Nya, “Bukan aku, ya Tuhan?”
Doa:
Yesus yang menderita karena dosaku, aku menyesal mengkhianati kasih-Mu lagi dan lagi. Ampuni aku dan kumohon berikan aku rahmat memperbaiki diri, agar aku pantas menerima cinta-Mu. Amin.
(Widyawati Taurus)
Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu berkata, “Bukan aku, ya Rabi?”
(Mat. 26:25a)
Bacaan Pertama : Yes. 50:4-9a
Mazmur Tanggapan : Mzm. 69:8-10. 21bcd-22. 31. 33-34
Bacaan Injil : Mat. 26:14-25
Beberapa tahun lalu, sahabat perempuan saya menemukan fakta bahwa suaminya berselingkuh sudah cukup lama. Akhirnya dia memutuskan untuk bercerai (kebetulan agamanya mengijinkan perceraian). Untuk mengurus masalah hukum terkait perceraian mereka, saya menemaninya ke notaris yang adalah sahabat laki-laki kami sejak kanak-kanak. Namun sahabat saya itu tidak mendapat dukungan moral seperti yang diharapkan, bahkan cenderung ditakut-takuti. Awal tahun ini kami baru mengetahui bahwa si notaris ternyata juga berselingkuh, bahkan perselingkuhannya sudah berjalan lebih lama dari suami sahabat saya! Akhirnya terjawab sudah penyebab sikapnya yang tidak suportif saat itu.
Sungguh plot twist yang menyedihkan, bahwa orang yang kami anggap sebagai saudara, tempat kami meminta tolong, ternyata mengkhianati kepercayaan kami karena pilihan jalan hidupnya yang tidak benar. Semua saran-sarannya dibalut kepentingan pribadinya. Waktu jualah yang membuka perselingkuhannya dan menjelaskan keheranan kami.
Para rasul sangat sedih mendengar perkataan Yesus, “Sesungguhnya …. seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Seorang demi seorang dari para rasul mengonfirmasi kepada Yesus, “Bukan aku, ya Tuhan?” Mereka takut ada perbuatan yang tidak mereka sadari, yang tidak berkenan di hati Yesus. Yudas si pengkhianat itu dengan palsunya ikut membeo mengonfirmasi.
Yesus sangat keras mengecam perilaku pengkhianatan. Di perikop ini, Yesus mengutuk pengkhianatan dengan kalimat, “Lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” Kalimat ini keras dan tajam, sebesar itulah dosa pengkhianatan bagi Yesus.
Setelah 2000 tahun berlalu, mungkin masih ada ‘Yudas-Yudas’ kecil dalam diri kita. Menjual iman Katolik demi harta dan jabatan, godaan orang ketiga dalam perkawinan, hati berisi iri, dengki dan dendam, keangkuhan rohani dan dosa-dosa lainnya adalah Yudas-Yudas kecil itu. Setiap dosa yang kita buat adalah pengkhianatan terhadap kasih Yesus, mendera tubuh-Nya yang sudah tersalibkan demi penebusan kita.
Semoga di Pekan Suci Paskah ini kita semakin peka terhadap kedosaan kita. Tidak salah jika kita rutin bertanya pada-Nya, “Bukan aku, ya Tuhan?”
Doa:
Yesus yang menderita karena dosaku, aku menyesal mengkhianati kasih-Mu lagi dan lagi. Ampuni aku dan kumohon berikan aku rahmat memperbaiki diri, agar aku pantas menerima cinta-Mu. Amin.
Komentar
Posting Komentar