(Renungan) Disrupsi Rohani

Disrupsi Rohani
(Emilia Sulistyo)


Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka:
“Tidak seorang pun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru
untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok
kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu.
(Luk. 5:36)


Kalender Liturgi Jumat, 6 September 2024
Bacaan Pertama : 1Kor. 4:1-5
Mazmur Tanggapan : Mzm. 37:3-6. 27-28. 39-40
Bacaan Injil : Luk. 5:33-39


Bertahannya Bluebird di era disrupsi, dengan hadirnya taksi online, tidak lepas dari sikap pengelolanya yang terus menerus berbenah diri. Salah satu perubahan mendasar adalah mengubah pandangan bahwa taksi online bukanlah kompetitor. Dengan cara pandang baru ini, Bluebird berkolaborasi dengan perusahaan taksi online sambil terus meningkatkan kualitas layanan transportasinya.

Kata "disrupsi" menurut KBBI berarti hal yang tercabut dari akarnya. Dalam konteks ini, perubahan terjadi karena adanya inovasi atau cara-cara baru yang menggantikan cara lama, biasanya didorong oleh perubahan teknologi yang mengakibatkan perubahan paradigma di masyarakat.

Dalam perikop hari ini, Yesus mengajarkan melalui perumpamaan tentang kain baru yang tidak cocok ditambalkan pada kain atau baju lama, serta anggur baru yang tidak cocok disimpan dalam kantong kulit anggur lama. Anggur baru akan mengoyakkan kantong tua itu, sehingga anggur terbuang dan kantongnya pun hancur. Kebanyakan orang enggan berubah menerima hal baru, seperti yang disebutkan dalam ayat 39 bahwa tiada seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab orang akan berkata anggur yang tua itu lebih baik.

Saya teringat pertanyaan dalam sesi EJ Refleksi minggu pertama Agustus: apakah saya sudah menanggalkan manusia lama dan menjadi manusia baru? Saya tidak sanggup menjawabnya, karena rasanya tidak pantas menyebut diri saya sudah menjadi manusia baru. Namun, yang dapat saya jawab adalah bahwa saya sedang berproses. Dalam proses ini, saya mulai mengenali potongan-potongan kecil kain lama dalam diri saya. Disrupsi diri ini mencabut satu per satu potongan kain sampai ke akarnya. Saya sedang membenahi satu per satu potongan kain lama untuk diganti dengan yang baru. Kantong lama, yaitu kekerasan hati saya, harus diganti pula agar dapat menerima firman Tuhan dengan baik.

Oleh karena itu, kita diajak menjadi pribadi yang mau berubah dan terus memperbarui diri. Marilah selalu menjaga kondisi rohani dan spiritual kita dengan merenungkan firman Tuhan, merayakan Ekaristi, dan bertumbuh dalam komunitas iman.


Doa:

Tuhan Yesus, sentuhlah hati kami agar mau berubah dan memperbaharui diri, melepaskan kebiasaan dan sikap negatif sehingga kami dapat menjadi pribadi baru yang mampu melaksanakan kehendak-Mu. Amin. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang