(Renungan) Api Penyucian

Api Penyucian 
(Evelyn Yovita) 


Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati.
(2 Mak. 12 : 44)


Kalender Liturgi Kamis, 2 November 2023 
Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman
Bacaan Pertama : 2 Mak. 12 : 43-45 
Mazmur Tanggapan : Mzm. 143 : 1-2, 5-6, 7ab, 8ab, 10 
Bacaan Kedua : 1 Kor 15 : 20-24a, 25-28
Bacaan Injil : Yoh. 6 : 37-40 


Aku teringat bertahun-tahun lalu di persekutuan doa, pewarta menceritakan hubungan dekat dengan ayahnya dan sekarang hanya bisa mengenang dalam doa karena ayahnya sudah berpulang ke rumah Bapa. Tersentak aku menyadari tidak pernah mendoakan ayahku dan semua orang kukenal yang sudah berpulang ke rumah Bapa. Aku bersyukur mengalami lawatan Roh Kudus saat itu.  Aku terharu oleh cara kerja Tuhan yang melalui segala cara berusaha menjangkauku. 

Aku mulai mencari tahu mengenai mendoakan arwah orang beriman dan mengapa kita harus mendoakan. Sejak jaman dahulu orang sudah mendoakan dan mengimani kehidupan setelah kematian. Ketika orang meninggal, ia belum tentu dalam keadaan suci murni. Orang meninggal akan langsung dihakimi. Jika  berdosa berat/mortal, ia akan masuk ke neraka. Jika tidak berdosa, ia akan masuk surga. Namun jika dalam keadaan dosa venial (dosa yang tidak mendatangkan maut) ia akan berada di purgatorium.
 
Purgatorium adalah tempat orang meninggal yang menunggu disucikan untuk nantinya akan masuk ke surga. Biasa disebut api penyucian. Penjelasan mengenai api penyucian bisa dibaca di Katekismus Gereja Katolik (KGK) 1030-1032. Untuk bertemu dengan Allah Bapa kita harus menjadi kudus, sama seperti Bapa kita yang kudus. 

Karena jiwa-jiwa yang berada di api penyucian tidak bisa berdoa bagi dirinya sendiri, maka di sinilah perlunya dan pentingnya kita mendoakan jiwa-jiwa supaya bisa segera disucikan dan masuk ke surga. Perbuatan mendoakan ini sangat berkenan bagi Tuhan, karena tindakan kita ini termasuk dalam mengamalkan kasih kepada mereka yang sangat membutuhkan. 

Sejak saat itu, aku mulai mendoakan ayahku dan semua orang yang kukenal yang sudah berpulang ke rumah Bapa. Juga secara khusus pada tanggal 2 November, aku menyiapkan foto-foto dan mendoakan mereka di Misa Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman di gereja.

Semua refleksi ini membuatku berusaha hidup benar seperti yang dikehendaki Bapa, karena aku pun  berharap kelak bisa masuk ke surga. Dihidupkan kembali dengan mengalami persekutuan dengan Kristus.

 
Doa: 

Ya Bapa yang Maharahim, terima kasih atas kasih karunia-Mu pada kami, sehingga kami bisa mendapatkan kesempatan untuk bisa bersatu dengan-Mu suatu hari nanti. Amin.



https://sangsabda.files.wordpress.com/2021/11/cc.jpg



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Si Sulung yang Hilang