(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia
Warisan Berharga bagi Manusia
(F. Angelina Wiraatmaja)
Kalender Liturgi Rabu, 28 Mei 2025
Bacaan Pertama : Kis. 17:15. 22-18:1
Mazmur Tanggapan : Mzm. 148:1-2. 11-12ab. 12c-14a. 14bcd
Bacaan Injil : Yoh. 16:12-15
Yesus memilih dua belas murid yang secara simbolis mewakili dua belas suku Israel. Selama tiga tahun, mereka hidup bersama Yesus untuk belajar dan memahami ajaran-Nya. Namun, Yesus menyadari bahwa masih banyak hal yang belum dapat mereka pahami. Karena itu, Yesus menjanjikan Roh Kudus, pribadi ketiga dari Tritunggal Maha Kudus, turun mendampingi para murid. Melalui Roh Kudus, para murid, termasuk kita sebagai pengikut Kristus, memperoleh keberanian untuk bersaksi. Akhirnya misi kedatangan Yesus, misi penyelamatan umat manusia, dapat menjangkau semakin banyak manusia. Roh Kudus memberi kita hikmat, petunjuk dalam mengambil keputusan, dan penguatan di tengah pergumulan dan penghiburan.
Injil Yoh. 16:12 mengingatkan saya akan peran orang tua dalam mendidik anak. Dalam mendidik anak, saya memberikan pendidikan secara bertahap, sesuai dengan perkembangan, situasi dan kondisi yang dihadapi anak-anak. Saat masih balita, diajarkan kemandirian dalam makan dan minum, sementara kebersihan diri di toilet masih dibantu. Saat memasuki usia remaja, belajar tata krama, menjaga diri, memahami perbedaan gender, serta bahaya narkoba. Ketika mulai menggunakan ponsel, diingatkan untuk menghindari konten yang tidak sesuai.
Saya tidak mengajarkan semuanya sekaligus, karena mereka memiliki keterbatasan dalam memahami sesuatu. Jika saya memaksa mereka untuk mengerti hal-hal yang belum siap mereka terima, hal itu akan membuat mereka bingung, menolak, atau mungkin bahkan bisa merusak perkembangan mental mereka. Karena itu, saya membimbing mereka setahap demi setahap, sesuai dengan perkembangan kematangan fisik dan psikologi mereka.
Demikian pula cara kerja Roh Kudus dalam kehidupan manusia. Roh Kudus selalu hadir, menuntun dalam setiap situasi, mengarahkan suara hati, dan membantu dalam mengambil keputusan. Tetapi, Roh Kudus tidak langsung membuka semua kebenaran sekaligus, melainkan menuntun manusia secara bertahap, sesuai dengan pengalaman hidup manusia, agar manusia dapat memahami dan menjalankannya dengan baik. Bukankah ini warisan paling berharga bagi manusia dalam ziarah hidup di dunia, kompas bagi hidup kita?
Tantangannya adalah: apakah kita peka mendengar dan mau mengikuti bimbingan Roh Kudus?
Doa:
Ya Roh Kudus yang telah diutus Tuhan untuk senantiasa mendampingi kami, bukalah mata hati, kepekaan kami, agar senantiasa dapat merasakan dan memahami petunjuk dan arahan-Mu. Sehingga kami senantiasa hidup sesuai dengan kehendak Yesus yang mengutus-Mu kepada kami. Amin.
(F. Angelina Wiraatmaja)
Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.
(Yoh. 16:12)
Bacaan Pertama : Kis. 17:15. 22-18:1
Mazmur Tanggapan : Mzm. 148:1-2. 11-12ab. 12c-14a. 14bcd
Bacaan Injil : Yoh. 16:12-15
Yesus memilih dua belas murid yang secara simbolis mewakili dua belas suku Israel. Selama tiga tahun, mereka hidup bersama Yesus untuk belajar dan memahami ajaran-Nya. Namun, Yesus menyadari bahwa masih banyak hal yang belum dapat mereka pahami. Karena itu, Yesus menjanjikan Roh Kudus, pribadi ketiga dari Tritunggal Maha Kudus, turun mendampingi para murid. Melalui Roh Kudus, para murid, termasuk kita sebagai pengikut Kristus, memperoleh keberanian untuk bersaksi. Akhirnya misi kedatangan Yesus, misi penyelamatan umat manusia, dapat menjangkau semakin banyak manusia. Roh Kudus memberi kita hikmat, petunjuk dalam mengambil keputusan, dan penguatan di tengah pergumulan dan penghiburan.
Injil Yoh. 16:12 mengingatkan saya akan peran orang tua dalam mendidik anak. Dalam mendidik anak, saya memberikan pendidikan secara bertahap, sesuai dengan perkembangan, situasi dan kondisi yang dihadapi anak-anak. Saat masih balita, diajarkan kemandirian dalam makan dan minum, sementara kebersihan diri di toilet masih dibantu. Saat memasuki usia remaja, belajar tata krama, menjaga diri, memahami perbedaan gender, serta bahaya narkoba. Ketika mulai menggunakan ponsel, diingatkan untuk menghindari konten yang tidak sesuai.
Saya tidak mengajarkan semuanya sekaligus, karena mereka memiliki keterbatasan dalam memahami sesuatu. Jika saya memaksa mereka untuk mengerti hal-hal yang belum siap mereka terima, hal itu akan membuat mereka bingung, menolak, atau mungkin bahkan bisa merusak perkembangan mental mereka. Karena itu, saya membimbing mereka setahap demi setahap, sesuai dengan perkembangan kematangan fisik dan psikologi mereka.
Demikian pula cara kerja Roh Kudus dalam kehidupan manusia. Roh Kudus selalu hadir, menuntun dalam setiap situasi, mengarahkan suara hati, dan membantu dalam mengambil keputusan. Tetapi, Roh Kudus tidak langsung membuka semua kebenaran sekaligus, melainkan menuntun manusia secara bertahap, sesuai dengan pengalaman hidup manusia, agar manusia dapat memahami dan menjalankannya dengan baik. Bukankah ini warisan paling berharga bagi manusia dalam ziarah hidup di dunia, kompas bagi hidup kita?
Tantangannya adalah: apakah kita peka mendengar dan mau mengikuti bimbingan Roh Kudus?
Doa:
Ya Roh Kudus yang telah diutus Tuhan untuk senantiasa mendampingi kami, bukalah mata hati, kepekaan kami, agar senantiasa dapat merasakan dan memahami petunjuk dan arahan-Mu. Sehingga kami senantiasa hidup sesuai dengan kehendak Yesus yang mengutus-Mu kepada kami. Amin.
Komentar
Posting Komentar