(Renungan) Peziarah Pengharapan
Peziarah Pengharapan
(Francisca Kurniawati)
Kalender Liturgi Minggu, 20 Juli 2025
Bacaan Pertama : Kej. 18:1-10a
Mazmur Tanggapan : Mzm. 15:2-3ab. 3cd-4ab. 5
Bacaan Kedua : Kol. 1:24-28
Bacaan Injil : Luk. 10:38-42
Tahun 2025 adalah Tahun Yubileum Suci bagi Gereja Katolik, dimulai pada malam Natal 2024 dan berakhir pada Epifani 2026. Tahun Yubelium kali ini mengambil tema “Peziarah Pengharapan”. Banyak orang Katolik melakukan ziarah “Porta Santa” dalam kelompok kecil atau dalam kelompok besar. Baik ziarah ke gereja-gereja di dalam negeri maupun yang langsung mengunjungi pintu suci yang berada di Basilika Utama di Roma.
Tradisi mengisi passpor dengan cap dari setiap kunjungan ke Porta Santa seakan menjadi hal yang wajib untuk dilakukan. Namun sesungguhnya dalam ziarah “Porta Sancta” ini, kita diharapkan untuk sungguh-sungguh berefleksi dan memperbaharui komitmen dalam hidup Kristiani. Kita diajak untuk bertobat dan dengan memasuki pintu suci, berarti kita mau datang kepada Tuhan Yang Maha Rahim yang senantiasa terbuka bagi mereka yang datang dengan hati tulus. Kita diajak untuk menjadi peziarah pengharapan yang mewartakan Kristus sebagai Pengharapan akan Kemuliaan. Kita dipanggil untuk menjadi pewarta-pewarta pengharapan kepada dunia yang saat ini sedang sakit parah karena ulah manusia: perang yang tidak berkesudahan, kerusakan lingkungan, kelaparan, wabah penyakit dan lain sebagainya.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada umat di Kolose (Kol. 1:27), menegaskan bahwa Kristus ada di tengah-tengah kita. Pada waktu itu jemaat di Kolose banyak mendapat tantangan dengan adanya ajaran-ajaran palsu tentang Kristus. Rasul Paulus dengan lantang menegaskan sebuah kebenaran bahwa keselamatan yang sempurna hanya diperoleh di dalam Kristus. Memilliki Kristus berarti memiliki hidup. Ia akan tinggal di dalam kita kalau kita mau percaya dengan sungguh dan memiliki relasi yang erat dengan Dia. Yesuslah satu-satunya harapan kita yang akan mengantarkan kita kepada kemuliaan yang sejati.
Hendaknya kita bisa memaknai tahun Yubelium “Peziarah Pengharapan” ini dengan merefleksikan relasi kita dengan Tuhan dan sesama. Memperbanyak pelayanan dan amal kasih sebagai wujud pertobatan kita.
Doa:
Tuhan Yesus, dalam Tahun Yubelium ini semoga aku semakin mengimani Engkau sebagai Pengharapan akan kemuliaan. Semoga aku sungguh-sungguh bertobat dan hidup baru di dalam Engkau, sehingga aku bisa menjadi peziarah pengharapan bagi mereka yang putus asa dan membutuhkan pertolonganku. Amin.
(Francisca Kurniawati)
Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! 
(Kol. 1:27)
Bacaan Pertama : Kej. 18:1-10a
Mazmur Tanggapan : Mzm. 15:2-3ab. 3cd-4ab. 5
Bacaan Kedua : Kol. 1:24-28
Bacaan Injil : Luk. 10:38-42
Tahun 2025 adalah Tahun Yubileum Suci bagi Gereja Katolik, dimulai pada malam Natal 2024 dan berakhir pada Epifani 2026. Tahun Yubelium kali ini mengambil tema “Peziarah Pengharapan”. Banyak orang Katolik melakukan ziarah “Porta Santa” dalam kelompok kecil atau dalam kelompok besar. Baik ziarah ke gereja-gereja di dalam negeri maupun yang langsung mengunjungi pintu suci yang berada di Basilika Utama di Roma.
Tradisi mengisi passpor dengan cap dari setiap kunjungan ke Porta Santa seakan menjadi hal yang wajib untuk dilakukan. Namun sesungguhnya dalam ziarah “Porta Sancta” ini, kita diharapkan untuk sungguh-sungguh berefleksi dan memperbaharui komitmen dalam hidup Kristiani. Kita diajak untuk bertobat dan dengan memasuki pintu suci, berarti kita mau datang kepada Tuhan Yang Maha Rahim yang senantiasa terbuka bagi mereka yang datang dengan hati tulus. Kita diajak untuk menjadi peziarah pengharapan yang mewartakan Kristus sebagai Pengharapan akan Kemuliaan. Kita dipanggil untuk menjadi pewarta-pewarta pengharapan kepada dunia yang saat ini sedang sakit parah karena ulah manusia: perang yang tidak berkesudahan, kerusakan lingkungan, kelaparan, wabah penyakit dan lain sebagainya.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada umat di Kolose (Kol. 1:27), menegaskan bahwa Kristus ada di tengah-tengah kita. Pada waktu itu jemaat di Kolose banyak mendapat tantangan dengan adanya ajaran-ajaran palsu tentang Kristus. Rasul Paulus dengan lantang menegaskan sebuah kebenaran bahwa keselamatan yang sempurna hanya diperoleh di dalam Kristus. Memilliki Kristus berarti memiliki hidup. Ia akan tinggal di dalam kita kalau kita mau percaya dengan sungguh dan memiliki relasi yang erat dengan Dia. Yesuslah satu-satunya harapan kita yang akan mengantarkan kita kepada kemuliaan yang sejati.
Hendaknya kita bisa memaknai tahun Yubelium “Peziarah Pengharapan” ini dengan merefleksikan relasi kita dengan Tuhan dan sesama. Memperbanyak pelayanan dan amal kasih sebagai wujud pertobatan kita.
Doa:
Tuhan Yesus, dalam Tahun Yubelium ini semoga aku semakin mengimani Engkau sebagai Pengharapan akan kemuliaan. Semoga aku sungguh-sungguh bertobat dan hidup baru di dalam Engkau, sehingga aku bisa menjadi peziarah pengharapan bagi mereka yang putus asa dan membutuhkan pertolonganku. Amin.

 
 
Komentar
Posting Komentar