(Renungan) Rahmat dan Kasih Allah untuk Semua

Rahmat dan Kasih Allah untuk Semua
(Kayus Mulia)


“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” 
(Luk. 4:18-19)


Kalender Liturgi Senin, 2 September 2024
Bacaan Pertama : 1Kor. 2:1-5
Mazmur tanggapan : Mzm. 119:97. 98. 99. 100. 101. 102
Bacaan Injil : Luk. 4:16-30


Suatu ketika Yesus kembali ke kota asal-Nya, yaitu Nazaret tempat Ia dibesarkan dan sesuai kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat untuk mengajar. Di sana dibacakan kitab Yesaya yang mengatakan bahwa Allah berkenan pada orang-orang miskin, membebaskan yang tertindas dan menyembuhkan orang sakit; dan bahwa rahmat Tuhan telah datang bagi semua orang. Semua orang yang hadir dalam rumah ibadat kagum pada perkataan Yesus yang mereka kenal sebagai anak Yusuf si tukang kayu.

Yesus melanjutkan pembacaan tersebut dengan mengatakan bahwa pada zaman dahulu pernah terjadi bencana kelaparan dan penyebaran penyakit kusta di seluruh negeri. Nabi Elia dan Elisa diutus bukan kepada sesama mereka orang Yahudi, melainkan pada orang bukan Yahudi atau bangsa kafir. Dengan menyebutkan dua peristiwa dari Alkitab, Yesus ingin mengatakan bahwa rahmat dan kasih Allah tidak terbatas pada atau monopoli bangsa Yahudi saja, melainkan juga untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi. Mendengar itu orang-orang dalam rumah ibadat menjadi marah dan hendak melempar Yesus ke bawah tebing sesuai kebiasaan yang berlaku bagi penghujat Allah pada waktu itu. Mereka merasa mempunyai hak istimewa atas kasih dan karunia Allah sebagai orang Yahudi.

Kita yang hidup pada masa kini, di tengah masyarakat yang majemuk dengan berbagai latar belakang pun kadang kala masih mempunyai pandangan yang sama seperti orang-orang Yahudi pada masa itu. Kita hendak menguasai, bahkan memonopoli kasih Allah hanya untuk kelompok kita saja. Kita dapat menarik pelajaran dari Paus Fransiskus yang kita nantikan kedatangannya di Indonesia dalam beberapa hari mendatang ini. Dalam ensikliknya pada tahun 2020: Fratelli Tutti (Semua Bersaudara) Paus Fransiskus menekankan pentingnya mengajak sesama manusia di mana pun mereka berada untuk membangun persaudaraan antar manusia, antar bangsa demi membangun suatu dunia yang lebih baik.

Mari kita mengikuti Ensiklik Fratelli Tutti yang dikeluarkan Paus Fransiskus dan tidak mengikuti paham orang Yahudi di Nazaret dua ribu tahun lalu yang merasa mempunyai privilage akan rahmat dan kasih Allah.


Doa: 

Allah Bapa di surga, kami bersyukur atas keselamatan, kasih dan karunia yang boleh kami terima berkat pengorbanan Kristus di kayu salib. Semoga kasih dan karunia yang kami peroleh itu boleh kami bagikan kepada sesama kami, orang-orang miskin dan kaum marginal demi Kristus, pengantara kami. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang