(Renungan) Tanda-Tanda

Tanda-tanda
(Tomas Paulus Hari Hartanto)


Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka.
(Luk. 4:40)


Kalender Liturgi Rabu, 4 September 2024
Bacaan Pertama : 1Kor. 3:1-9
Mazmur Tanggapan : Mzm. 33:12-15. 20-21
Bacaan Injil : Luk. 4:38-44


Dalam suatu perjalanan bersama keluarga ke Jawa Timur, kami melintasi hutan jati. Kondisi jalan berkelok-kelok dan naik turun. Saat itu arus kendaraan mengular dan tersendat oleh sebuah truk sarat muatan yang berjalan terseok-seok. Situasi ini menimbulkan rasa tidak sabarku setelah mengalami kejenuhan mengemudi dalam suatu perjalanan yang panjang. Yang mengherankanku adalah melihat betapa sabarnya kendaraan lain berjalan mengantri. Mereka tidak berusaha menyalip, padahal sisi jalan berlawanan arah kosong. Suatu tindakan disiplin mengemudi yang kurang lazim di Indonesia.

Aku memutuskan untuk menyalip truk itu demi mengejar waktu. Dan tepat ketika sudah berhasil menyalipnya, di sebuah ceruk di pinggir jalan telah siap menunggu beberapa petugas polantas. Sebelumnya mereka tidak terlihat karena posisinya agak tersembunyi. Rupa-rupanya sopir lain mengantri dengan sabar bukan karena mereka berdisiplin, tetapi karena mereka mengenal daerah itu dan tahu bahwa di sekitar itu polisi sering menjebak kendaraan yang tidak taat aturan.

Kesalahan dalam menafsirkan tanda-tanda dalam situasi atau peristiwa tertentu sering menimbulkan kesalahan dalam mengantisipasinya. Tuhan Yesus membuat mukjizat penyembuhan sebagai tanda untuk mewartakan Kerajaan Allah. Mukjizat dilakukan bukan demi mukjizat itu sendiri, melainkan merupakan suatu tanda yang menunjuk pada pewartaan kehadiran Allah yang sesungguhnya.

Tanda-tanda itu telah dinubuatkan oleh para nabi seperti yang dikatakan Daud ketika memuji dan memuliakan Allah Yahwe: “Pujilah Tuhan hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu” (Mzm.103:2-3). Bila orang Israel mengaitkan Mazmur ini dengan mukjizat yang dilakukan-Nya, maka mereka mungkin akan segera mengenali-Nya sebagai yang datang dari Allah, Dia yang dijanjikan itu. 

Demikian juga dengan kita saat ini, mampukah kita melihat tanda-tanda kehadiran Allah dalam peristiwa hidup kita, baik dalam diri pasangan, sahabat, keluarga dan sesama?
     
Marilah kita berpegang pada janji-Nya bahwa Ia menyertai dan hadir dalam setiap peristiwa kehidupan yang kita alami, meskipun sering kali sulit bagi kita untuk menemukan tanda-tanda kehadiran-Nya. 


Doa : 

Ya Tuhan, bukalah mata hati kami agar dapat melihat dan merasakan kehadiran-Mu dalam peristiwa hidup kami sehari-hari. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang