(Renungan) Melihat Allah

Melihat Allah
(Made Shinta)


“Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.”
(Ayb. 42:5)


Kalender Liturgi Sabtu, 5 Oktober 2024
Bacaan Pertama : Ayb. 42:1-3. 5-6. 12-17
Mazmur Tanggapan : Mzm. 119:66. 71. 75. 91. 125. 130
Bacaan Injil : Luk. 10:17-24


Kitab Ayub mengisahkan penderitaan yang dialami seorang yang saleh, jujur, takut akan Allah, dan menjauhi kejahatan. Anak-anaknya meninggal bersamaan, harta kekayaannya habis dalam sekejap, dan ia terkena sakit kulit dari telapak kaki hingga kepalanya. Ketiga sahabatnya datang berniat menghibur, tetapi menuduhnya sedang dihukum oleh Allah, sesuai pandangan mereka akan teologi retributive (Allah memberi hukuman kepada orang yang salah, dan memberi berkat kepada orang yang taat). Namun Ayub tetap pada pendiriannya bahwa penderitaannya bukan karena ia salah dan mempertanyakan keadilan Allah. 

Pada akhirnya Allah berbicara kepada Ayub, bukan tentang kesalahan atau ketidaksalahannya, tetapi tentang kekuasaan dan kemampuan-Nya yang begitu besar, yang tidak semua dapat dipahami oleh manusia. Ayub pun berkata: “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu." Ia menyesal bukan karena telah berbuat dosa, tetapi sadar bahwa pemahamannya akan Allah terbatas.

Saya teringat akan pengalaman anak yang kedua. Saat itu ia sudah bekerja, lalu mendapat penawaran untuk pindah ke perusahaan non-profit. Surat kontrak sudah ditanda tangan dan ia pun mengajukan pengunduran diri. Tiba-tiba mendapat informasi kalau perusahaan yang baru tidak jadi menerimanya dengan alasan project dibatalkan karena dana tidak berhasil diperoleh. Ia menghubungi saya dan terdengar panik, karena ia harus segera mencari pekerjaan untuk membayar sewa apartemen, angsuran mobil, dan biaya hidup lainnya. Esok harinya ia kembali menghubungi saya. Dengan tenang ia berkata, kalau ia yakin Tuhan Yesus yang menghalanginya masuk ke perusahaan tersebut, dan pasti akan memberikan gantinya yang lebih baik. Beberapa hari kemudian ia diterima di tempat yang baru dengan penawaran yang jauh lebih baik. 

Ketika menghadapi masalah besar atau penderitaan dalam hidup, kita tidak selalu mengetahui penyebabnya dan solusinya. Marilah kita melihat kepada Allah yang sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Nya yang gagal!


Doa :

Allah Bapa Yang Maha Kuasa, sungguh kami memuji dan menyembah-Mu yang begitu penuh kasih dan setia terhadap kami yang sering melukai hati-Mu. Bapa, mohon berilah kami hikmat dan pengertian, agar selalu dapat melihat dan mendengarkan Engkau, serta percaya penuh kepada-Mu. Amin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang