(Renungan) Mengasihi Sesama Manusia

Mengasihi Sesama Manusia
(Johanna Kemal)


Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” 
Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!”
(Luk. 10:37) 


Kalender Liturgi Senin, 7 Oktober 2024
Bacaan Pertama: Gal. 1:6-12
Mazmur Tanggapan: Mzm. 111:1-2. 7-8. 9. 10c
Bacaan Injil: Luk. 10:25-37


Yesus memilih mengajari ahli Taurat dengan sebuah kisah. Kita semua tahu, bahwa ahli Taurat adalah orang yang menguasai Kitab Suci. Orang yang pintar dalam hal teori keagamaan. Yesus tidak mau mengajarkan melalui teori dan peraturan, karena Yesus tahu bahwa si ahli Taurat pasti sangat menguasai hal itu. 

Yesus mengisahkan tentang seseorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Dia dirampok, dipukul, dan ditinggalkan dalam keadaan setengah mati. Seorang imam lewat, tetapi tidak menolong orang itu. Padahal imam adalah seorang pemuka agama yang dihormati. Lalu seorang Lewi lewat, namun juga tidak menolong orang yang sedang sekarat itu. Suku Lewi adalah pelayan di Bait Allah. Imam dan orang Lewi adalah golongan terhormat dan kelihatan “dekat” dengan Tuhan.

Seorang Samaria kemudian lewat dan tergerak hatinya oleh belas kasihan. Dia menolong orang itu dengan tenaga, waktu dan uangnya tanpa perhitungan, tanpa banyak pikir ini dan itu. Orang Samaria memberikan belas kasih tanpa melihat status, kedudukan dan golongan. Itulah belas kasih yang sesungguhnya.
 
Hal serupa dilakukan oleh Panti Asuhan Mekar Lestari yang telah berjuang selama 23 tahun di Bumi Serpong Damai. Panti yang saat ini dipimpin oleh seorang suster dari ordo SCMM, yaitu ordo “Suster-Suster Cinta Kasih dari Maria Bunda Yang Berbelas Kasih”, memberi pertolongan kepada bayi dan anak dari berbagai kalangan, tanpa melihat suku dan agama. Mereka mendapatkan perawatan, pendidikan dan dukungan psikologis. Bayi dan anak yang “terbuang” ini berasal dari ibu-ibu belia yang hamil di luar nikah. Yang lebih mulia adalah, panti berusaha mempersatukan kembali anak dengan keluarga orang tuanya, karena umumnya keluarga menolak dan memutuskan hubungan dengan anak yang dianggap sebagai “aib” keluarga tersebut. Hingga saat ini panti telah mengembalikan lebih dari 400 anak kepada keluarganya. 

Yesus berharap kita pun dapat melakukan belas kasih tanpa memandang status, agama, golongan ataupun kenal tidaknya kita dengan orang tersebut. Maukah kita juga melakukannya?


Doa: 

Ya Yesus, berilah kami rahmat belas kasihan kepada sesama kami, tanpa memandang rupa dan status. Amin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang