(Renungan) Persahabatan dengan Mempergunakan Mamon
Persahabatan dengan Mempergunakan Mamon
(Thomas Hari Hartanto)
(Thomas Hari Hartanto)
Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka.
(Luk. 16:4)
Kalender Liturgi Jumat, 8 November 2024
Bacaan Pertama : Flp. 3:17-4:1
Mazmur Tanggapan : Mzm. 122:1-2. 3-4a. 4b-5
Bacaan Injil : Luk. 16:1-8
Kami pernah memiliki sopir, ia seorang yang taat beribadah. Dia tidak pernah melewatkan kewajiban doanya, kecuali saat sedang menyetir mobil. Dia juga selalu memberi sedekah setiap kali ada peminta-minta yang menghampiri. Lucunya, dia bersedekah menggunakan uang yang biasa kami sediakan untuk membayar parkir. Meskipun merasa agak aneh, kami tidak menegurnya. Barangkali dia berpikir bahwa pahalanya nanti dibagi dua, karena dia yang bersedekah sementara uangnya milik kami. Apa yang dilakukannya, mengingatkanku untuk selalu bersedekah. Ketika aku lalai, Tuhan menyuruh orang lain melakukannya untukku, dengan berbagai cara, dengan sukarela ataupun terpaksa.
Bagi banyak orang, uang adalah energi. Uang dapat memberikan daya hidup, namun juga dapat membinasakan. Survei mengatakan bahwa memiliki uang membuat pemiliknya merasa labih stabil dalam menghadapi kehidupan, sehingga semua orang berjuang untuk mendapatkannya. Seandainya dapat bercerita, tiap lembar uang dapat mengisahkan suka duka pemiliknya. Sorak kebahagiaan orang yang pernah berhasil memilikinya atau air mata mereka yang dengan terpaksa harus melepaskannya.
Namun bagi orang yang terlalu mencintai uang, ada tertulis: ”Karena akar segala kejahatan adalah cinta uang” (1Tim. 6:10a). Tetapi bagi orang yang murah hati, Alkitab berkata: ”Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rejekinya dengan si miskin” (Ams. 22:9).
Sesungguhnya uang hanya berguna dalam kehidupan ini. Setelah kematian, uang tidak ada artinya. Bukan uangnya, tetapi bagaimana ia memperlakukan uang itulah, yang akan menentukan kehidupan macam apa yang akan dijalaninya dialam keabadian. Seperti diajarkan Tuhan kita: “Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi” (Luk. 16:9).
Marilah kita bersyukur atas rahmat dan anugerah yang diberikan oleh Allah dalam kehidupan kita! Selalu ingat untuk menikmatinya dalam kebersamaan dengan sesama, terutama mereka yang menderita.
Doa:
Ya Tuhan, berilah aku hati yang dapat memahami penderitaan sesamaku dan kemampuan untuk berbela rasa dalam penderitaannya. Amin.
Komentar
Posting Komentar