(Renungan) Relasi yang Sejati

Relasi yang Sejati
(Nina Agustina)


“Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.”
(Luk. 14:13)


Kalender Liturgi Senin, 4 November 2024
Bacaan Pertama : Flp. 2:1-4
Mazmur Tanggapan : Mzm. 131:1. 2. 3
Bacaan Injil : Luk. 14:12-14


Presiden RI ke-4 yaitu Gus Dur, memiliki pribadi yang unik dan sedikit nyeleneh. Tidak jarang beliau melanggar protokol kenegaraan yang terlalu kaku. Pada tahun pertama menjabat sebagai presiden, beliau melakukan open house saat Idul Fitri. Selain kalangan pejabat dan menteri, beliau mengundang rakyat dari kalangan bawah, seperti pemulung dan tukang sapu. Pegawai istana dibuat bingung karena mereka tidak biasa melayani tamu-tamu dari kalangan bawah. Berbagai kekhawatiran muncul, takut tempat menjadi kumuh, karpet menjadi kotor, dan lain-lain.
 
Pada bacaan Injil hari ini, Yesus pun mencoba untuk mengubah kebiasaan orang Yahudi saat mengadakan perjamuan makan. Yang ingin diubah adalah cara orang berelasi dan memandang sesamanya. Yesus mengatakan jika mereka mengadakan perjamuan jangan mengundang sahabat-sahabat atau kaum keluarga atau tetangga-tetangga yang kaya. Tapi undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh, dan orang-orang buta (Luk 14:12-13). Tentu hal ini tidak biasa dilakukan oleh orang Yahudi. Saat mereka mengundang seseorang dalam perjamuan, ia akan menempatkan orang tersebut dalam kelompoknya, dalam tataran yang semartabat dengannya.  

Ajaran Yesus ini mengingatkan bagaimana sikap kita terhadap sesama, khususnya kaum yang dianggap marginal. Tidak dipungkiri seringkali kita membeda-bedakan sikap dan perlakuan kita. Kita sibuk menjalin relasi dengan kalangan atas demi mendapat keuntungan dan kehormatan diri. Kita mengabaikan relasi dengan saudara-saudara kita yang tidak semartabat, seperti orang miskin, tersingkir, dan cacat.

Menjadi perenungan bersama, bahwa Yesus menghendaki kita untuk memberi perhatian dan kasih kepada mereka yang kecil, lemah, cacat, dan tersingkir yang kita anggap tidak selevel. Tuhan mengajak kita untuk masuk dalam persekutuan berdasarkan anugerah yaitu terjalinnya relasi yang indah dan tidak terbalaskan oleh siapa pun. Dalam relasi ini hanya ada pemberian tanpa mengharapkan imbalan. Hal ini akan membuat kita semakin menghargai relasi kita dengan Tuhan. Kiranya sebagai murid-murid-Nya, kita memiliki motivasi yang benar dalam berelasi dengan sesama kita, sebagaimana yang Tuhan Yesus ajarkan. 

Doa:
Ya Tuhan Yesus, bantulah aku untuk dapat berelasi dan memperlakukan sesama dengan motivasi yang benar tanpa harus ada imbalan apa pun. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Si Sulung yang Hilang

(Renungan) Libatkanlah Allah