(Renungan) Pembaptisan Tuhan

Pembaptisan Tuhan
(RD. Bernardus Hardijantan Dermawan)


dan turunlah Roh Kudus dalam wujud serupa burung merpati ke atas-Nya. Terdengarlah suara dari langit, “Engkaulah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan.”
(Luk. 3:22)


Kalender Liturgi Minggu, 12 Januari 2025
Pesta Pembaptisan Tuhan
Bacaan Pertama : Yes. 40:1-5. 9-11
Mazmur Tanggapan : Mzm. 104:1b-2. 3-4. 24-25. 27-28. 29-30
Bacaan Kedua : Tit. 2:11-14; 3:4-7
Bacaan Injil : Luk. 3:15-16. 21-22


Hari ini kita merayakan Pesta Pembaptisan Tuhan. Yesus dibaptis oleh Yohanes di Sungai Yordan seperti layaknya orang kebanyakan. Putra Allah datang dari jauh, turut mengantri dan dibaptis. Itulah kerendahan hati Putra Allah. 

Peristiwa Pembaptisan Tuhan adalah refleksi iman akan kemanusiaan Yesus, kisah pembaptisan ini adalah kelanjutan kisah kelahiran Yesus yang ditulis oleh Lukas. Betapa manusiawinya Yesus, berbanding terbalik dengan Yohanes yang sudah tersohor kala itu. Namun Yohanes menyadari dan menyatakan bahwa Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yoh. 3:30). Keputusan untuk dibaptis oleh Yohanes diteguhkan ketika ada suara dari langit, “Engkaulah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan.” 

Yesus adalah pribadi yang nyata. Dalam Injil kita menjumpai Yesus yang amat manusiawi. Yang teristimewa dari-Nya adalah Ia mudah digerakkan oleh belas kasihan. Melalui kemanusiaan-Nya kita dapat mengalami realitas Kasih Allah. Itu sebabnya, Ia juga adalah norma dan jalan bagi seluruh makhluk. Dalam doa Litani Hati Kudus Yesus, kita berdoa: Yesus yang lembut dan rendah hati, jadikanlah hati kami seperti hati-Mu. Rasanya inilah doa tak kunjung putus yang harus kita panjatkan. Sebab, makna pembaptisan hanyalah kucuran air di dahi bilamana kita tidak memiliki sedikit pun belas kasihan. 

Saya gembira karena menjelang Natal, banyak orang datang untuk mengaku dosa. Mungkin bertahun-tahun mereka tidak menerima absolusi. Absolusi adalah tindakan imam dengan gerakan tanda salib dalam nama Tuhan Allah dan Gereja untuk melepaskan dosa kepada seseorang yang telah mengakukan dosanya. Saya merasakan mereka berusaha menanggung beban hidup seorang diri, termasuk dosanya tanpa mau melepaskannya. 

Bertahun lamanya mereka tidak menghidupi Sakramen Baptis yang pernah diterimanya. Bukankah sebelum dibaptis para calon harus mengucapkan janji untuk menolak setan sumber segala dosa dan penguasa kegelapan, perjudian dan hiburan yang tidak sehat? Janji-janji itu adalah awal dari komitmen untuk menghidupi Sakramen Pembaptisan yang kita terima agar berbuah melimpah dalam kehidupan. Selamat menjadi manusia baru, menjadi putra-putri Allah.  

Doa: 
Tuhan, betapa rendah hati Engkau tatkala ditenggelamkan di Sungai Yordan. Engkau dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Kami juga ingat akan sakramen baptis yang kami terima. Kami menjadi putra-putri-Mu terkasih. Tuhan, semoga kami mau merawat anugerah ini, menghidupinya dan berbuah melimpah dalam kehidupan. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Si Sulung yang Hilang

(Renungan) Libatkanlah Allah