(Renungan) Pertobatan Memerlukan Kerendahan Hati

Pertobatan Memerlukan Kerendahan Hati
(Klara Yanti)


Sejak waktu itu Yesus memberitakan, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!” 
(Mat. 4:17)


Kalender Liturgi Senin, 6 Januari 2025
Bacaan Pertama : 1Yoh. 3:22-4:6
Mazmur Tanggapan : Mzm. 2:7-8,10-11
Bacaan Injil : Mat. 4:12-17. 23-25


Setelah Yohanes Pembaptis ditangkap, Yesus meninggalkan Nazaret dan menetap di Kapernaum, sebelah barat laut Danau Galilea yang terletak di sepanjang jalur perdagangan Via Maris. Secara tidak langsung, jumlah pendengar akan jauh lebih banyak daripada desa kecil Nazaret. Adapun alasan Matius adalah supaya genaplah Firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya, bahwa tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terhimpit. Kalau dahulu Tuhan merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, maka di kemudian hari bangsa tersebut akan melihat terang yang besar dan diberikan perlindungan keselamatan yang berasal dari Tuhan. 

Sejak awal mula, di Kapernaum ini, Yesus menyerukan pertobatan. Lalu Ia memberitakan Injil dan melakukan perbuatan kasih dengan menyembuhkan orang sakit dan memberi kelegaan kepada mereka yang menderita.

Tahun 2024 banyak sekali masalah dan rintangan yang terjadi di dalam kehidupanku, baik dari sisi kesehatan, bisnis, dan kehidupan berkeluarga. Semuanya seperti mendapat serangan bom molotov yang tidak ada hentinya. Sampai aku bingung dan bertanya di dalam doaku, “Tuhan mau dibawa ke mana aku?” Namun dalam satu sisi aku percaya, bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan aku sendirian. Dalam keputusasaan, aku mencoba segala cara untuk menyelamatkan ini semua. Merayakan Ekaristi setiap minggu dan berdoa di ruang Sakramen Maha Kudus. Sampai satu saat aku tidak kuat berjalan, lalu aku menghadap romo dan meminta Sakramen Tobat. Sebagai penitensi, romo meminta saya membaca Doa Kerendahan Hati dari Puji Syukur nomor 141. Aku disadarkan pentingnya kerendahan hati. Puji Tuhan sudah ada terang besar yang mengusir kegelapan di dalam keluarga. Bisnis sudah mengalami pergerakan dan terjadi pemulihan keluarga.

Hidup adalah kesempatan untuk melayani Tuhan, namun ketika kita mulai melayani Tuhan, kuasa gelap mengintai mencari titik lemah kita. Selalu bersekutu dengan Tuhan dan menerima Sakramen Tobat minimal dua kali dalam setahun, maka kita akan terluput dari godaan-godaan yang ada. Sudahkah kita cukup rendah hati untuk mengakui dosa-dosa kita dan bertobat?

Doa: 
Terima kasih Tuhan atas kasih karunia-Mu yang berlimpah di dalam hidupku. Amin. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Si Sulung yang Hilang

(Renungan) Libatkanlah Allah