(Renungan) Yesus Sungguh Mulia

Yesus Sungguh Mulia
(Susan Tjia)


“Mereka masuk ke dalam rumah itu dan melihat anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.”  
(Mat. 2:11)


Kalender Liturgi Minggu, 5 Januari 2025
Hari Raya Penampakan Tuhan
Bacaan Pertama : Yes. 60: 1-6
Mazmur Tanggapan : Mzm. 72:1-2. 7-8. 10-11. 12-13  
Bacaan Kedua : Ef. 3:2-3a. 5-6
Bacaan Injil : Mat. 2: 1-12


Hari Minggu ini adalah Hari Raya Penampakan Tuhan. Gereja merayakan penampakan martabat Ilahi Yesus sebagai Putera Allah dan Penebus dunia. Kita diingatkan tentang tiga orang Majus yang datang dari Timur ke Yerusalem, untuk menyambut kelahiran Kristus dan sujud menyembah Dia. Mereka pergi ke Betlehem mengikuti bintang yang terlihat dari Timur yang mendahului mereka, hingga tiba dan berhenti di atas tempat Kristus dilahirkan. Mereka melihat Anak itu bersama Maria. Mereka pun sujud menyembah Dia, dan dengan sukacita  mereka mempersembahkan harta paling berharga yaitu emas, kemenyan dan mur bagi Kanak-Kanak Kristus yang mulia. 

Setiap orang pasti pernah mengalami penampakan Tuhan dalam hidupnya, mungkin dalam bentuk penyertaan dan teguran dari Tuhan. Hal ini saya pernah mengalaminya. Tahun 1988 saya mulai bekerja di satu pabrik amplop terbesar saat itu, saya mulai dari seorang administrasi produksi. Singkat cerita di tahun 1991, saya menjadi Asisten Manajer Produksi dan setelah itu saya naik menjadi Manajer Production Planning and Inventory Control. Saya satu-satunya karyawan wanita dari empat ratusan karyawan di bagian produksi. Gaji saya cukup baik. 

Semua yang saya miliki saat itu,  saya anggap karena kemampuan sendiri. Sampai akhirnya saya “salah jalan”. Alih-alih hendak memulai usaha sendiri dengan seorang teman “baik”, saya  malah kena tipu dan kehilangan semua uang tabungan, bahkan saya sempat jobless  selama satu tahun. Malam Natal tahun 1998, saya menangis ketika hendak memberikan kolekte. Uang yang saya miliki hanya satu lembar, uang lima ribu rupiah. Saat itulah saya sadar bahwa harta dan jabatan tidak ada apa-apanya, Tuhan dapat membalikkannya dalam sekejap mata. Sejak itu saya bertobat. Tujuan hidup saya adalah mempersembahkan diri untuk kemuliaan Yesus Kristus. Tuhan memulihkan hidup saya lebih dari sebelumnya. 

Semoga pengalaman saya bisa menjadi motivasi bagi yang mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya. Tetaplah memuliakan Dia dan tetaplah beriman kepada-Nya!

Doa:
Allah Bapa di surga, saya hendak memuliakan Engkau di sisa hidup ini. Mohon berikanlah saya hati yang penuh cinta kasih kepada sesama, agar wajah-Mu selalu tampak dari sikap dan perbuatan saya. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Si Sulung yang Hilang

(Renungan) Libatkanlah Allah