(Renungan) Kematian Tidak Dicari, Kehidupan Dipersiapkan

Kematian Tidak Dicari, Kehidupan Dipersiapkan
(Ignasius Hardjo Subroto Lilik)


“Sementara aku melihat, takhta takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda rodanya dari api yang berkobar kobar; suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa laksa berdiri dihadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukanyalah Kitab-kitab.”
(Dan 7:9-10)


Kalender Liturgi 26 November 2021
Bacaan pertama : Daniel 7: 2-14
Mazmur Tanggapan : T Daniel 3: 75-81
Bacaan Injil : Lukas 21: 29 – 33

Perikop ini menceritakan mimpi dan penglihatan Daniel. Ia melihat dalam mimpinya Allah (Yang Lanjut Usia) dengan singgasana agung. Dengan beribu kali beribu pelayan istana surga, sedang menghakimi selaksa kali berlaksa laksa orang yang berdiri di hadapan-Nya . Mereka yang berlaksa laksa itu akan dihakimi menurut perbuatan mereka berdasarkan apa yang tertulis dalam “kitab kitab” itu.

Mungkin seperti inilah kelak pada akhir jaman semua orang akan diadili.  Saya kelak harus berdiri di hadapan Allah yang Maha Kuasa dan memberi pertanggungjawaban mengenai hidup saya. Kapan hari itu akan datang tidak ada yang tahu, akhir jaman atau kematian bisa datang kapan saja.

Jika kehidupan saya dihakimi oleh Allah sekarang ini, apakah yang Allah akan katakan tentangnya? Bagaimana Allah akan menilainya?

Pertanyaan reflektif itu membawa pada kesadaran, mulai saat ini saya harus menjalin relasi yang lebih akrab dengan-Nya. Ketidaktahuan kapan hari penghakiman atau kematian, membuka harapan untuk hidup dan berkarya sebaik mungkin, agar saya kedapatan menjadi orang yang siap ketika tiba waktunya.  Saya akan menjadi pribadi yang siap dengan hidup melekat pada Sabda Allah. Hidup di dunia ini akan berlalu, namun jiwa yang melekat pada sabda Allah akan siap menyongsong kehidupan bersama Allah.

Kematian tidak dicari, namun kehidupan harus dipersiapkan. Persiapan diri saya sebagai manusia tidak akan sempurna, harus tetap berharap pada belas kasih Allah untuk disempurnakan. Jika pada akhir jaman, di depan pengadilan Allah, saya menjadi orang yang pantas atau sempurna di hadapan-Nya, itu  bukan karena usaha saya semata namun juga karena pemberian ilahi Allah yang penuh belas kasih.

Jadi hendaknya setiap hari kita hidup dengan penuh kesadaran bahwa kita harus tampil di hadapan Allah kelak untuk mempertanggungjawabkan seluruh kehidupan kita. 

Bersiaplah selalu sebagai pribadi yang hati dan budinya terpaut pada sabda Allah dan melakukannya, dengan harapan kelak tinggal bersama-Nya


Doa: 

Allah Bapa yang Maha Rahim, terima kasih melalui perikop Kitab Daniel ini saya diingatkan agar hati dan budi saya selalu bertaut kepada-Mu dan melakukan sabda-Mu, dan curahkanlah belas kasih-Mu agar pada hari akhir nanti saya boleh menjadi pribadi yang layak di hadapan-Mu. Amin.


he Bible Prophecy Timeline - Daniel 7 - Babylon

http://www.thecomingreset.com/pictures/danieldream.jpg


ommentary on Daniel 7:1-3, 15-18 - Working Preacher from Luther Sem

https://www.workingpreacher.org/wp-content/uploads/2020/06/Comper_Majestas_710.jpg


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang