(Renungan) Yerusalem Ambyar

 Yerusalem Ambyar
(Juwati Darmawidjaja)


"Apabila semua itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkat mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat”  (Luk 21: 28)


Kalender Liturgi  Kamis, 25 November 2021
Bacaan Pertama : Dan 6:12-26
Mazmur Tanggapan : Dan 3:68-74
Bacaan Injil : Luk 21:20-28

Saat mendengar  berita  bencana alam, baik di media sosial maupun di media elektronik, kita turut cemas dan takut. Kita bertanya-tanya, ”Apakah ini tanda jaman?”. Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menubuatkan keruntuhan Yerusalem dan malapetaka yang akan dialami orang-orang Israel. Ramalan ini sungguh menyeramkan dan menakutkan. Yerusalem adalah tempat orang berkumpul dan memuji Tuhan, akan tetapi tempat itu akan hancur. Kita umumnya berpikir bahwa hal baik tentu akan datang dari Tuhan. Tentang kehancuran Yerusalem, apakah maksud dari semua itu? 

Penghancuran Yerusalem merupakan suatu peringatan bagi hidup kita saat ini. Karena keserakahan dan kesombongan manusia maka Tuhan memberikan peringatan. Tetapi Yesus memberi harapan baru. Kehancuran Yerusalem menegaskan cara pandang baru bagi umat Kristiani perdana tentang Yerusalem dan kesadaran bahwa rencana keselamatan Allah memasuki tahapan baru menyongsong kedatangan Yesus kembali. Maka tidak heran akan adanya mimpi Yerusalem Baru.

Apakah kejahatan atau dosa yang saya perbuat, dapat menghancurkan keadaan sekitar? Sebagai ibu rumah tangga, terkadang saya menciptakan suasana tegang dalam keluarga. Sehingga suami dan anak-anak menjadi tidak nyaman. Bila hal ini terjadi berulang dan terus menerus, saya yakin akan timbul kehancuran dan bencana dalam keluarga. Saya harus bangkit dan menyadari hal tersebut, agar saya pun dapat membangun “Yerusalem Baru” dengan mengingat janji Yesus sendiri bahwa Tuhan pasti akan menyelamatkan kita.

Sangat menarik perkataan Yesus berikutnya terkait tanda-tanda alam,  “Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.” Hal ini  saya yakini bahwa Tuhan selalu hadir dan menawarkan keselamatan. Dia juga memberi kesadaran akan kekeliruan saya. Kehadiran Penyelamat tentu lahir dari kesadaran kita sebagai pribadi yang mau secara jujur dan terbuka mengakui kelemahan dan dosa di hadapan Tuhan dan berubah.

Makan pecel campur kerupuk. Nasi merah, wangi daun pandan. Walau masalah bertumpuk-tumpuk. Yesus tetap jadi harapan.

Doa: Ya Tuhan Yesus, bukalah hati setiap orang, agar keselamatan  datang dan agar mau membentuk dunia ini sebagai tempat kediaman bersama penuh cinta dan damai. Amin.

https://i0.wp.com/www.mirifica.net/wp-content/uploads/2015/11/Keruntuhan-Yerusalem.jpg?fit=702%2C336&ssl=1


EDATANGAN ANAK MANUSIA – Renungan Harian Katolik

https://renunganhariankatolikvideo.files.wordpress.com/2020/11/kedatangan-anak-manusia.jpg?w=318




enungan Harian 26 November Kamis Pekan Biasa XXXIV 0 Pekan II Luk.21:20-28  – Miri


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang