(Renungan) Ambisi Pribadi Menuai Tragedi

Ambisi Pribadi Menuai Tragedi
(Twiggy Fatwana)

“Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap  yang amat sedih; ……(Mat 2 : 18)


Selasa, 28 Desember 2021
Hari keempat dalam Oktaf Natal
Pesta Kanak-kanak Suci
Bacaan I : 1 Yoh 1 5-2: 2
Mazmur 124: 2-8
Bacaan Injil : Mat. 2: 13-18

Bacaan Mat 2: 13-18, tentang penyingkiran ke Mesir Yusuf tanggap setelah menerima perkataan malaikat melalui mimpinya, bergegas mengambil, pergi membawa Anak Kudus beserta ibunya Maria mengungsi ke Mesir. Mereka tinggal di tempat persembunyian menunggu sampai Herodes mati. Saat itu kemarahan besar raja Herodes tidak dapat terbendung lagi , dia di perdaya oleh orang-orang Majus. Herodes  memerintahkan untuk membunuh anak-anak berumur dua tahun ke bawah di sekitar Bethlehem. Karena ia takut  kehilangan takhtanya sebagai Raja Yahudi yang digantikan oleh raja yang baru lahir seperti yang diberitahukan kepadanya oleh orang-orang Majus. Ambisi Herodes menuai tragedi pilu di Rama. Pembantaian Kanak-Kanak suci di Rama menjadikan anak-anak tidak berdosa itu menjadi martir.  Rama, sebuah  kota kecil sekitar delapan kilometer di sebelah utara Yerusalem, mungkin tempat para tawanan ditahan sebelum dibawa ke Babel (bdk Yer 40: 1-3).

Ambisi pribadi yang tidak terkendali terkadang melekat dalam diri kita.  Contohnya disaat kita melakukan hal-hal tidak terpuji, menghalalkan segala cara  seperti melakukan  fitnah  kepada orang lain demi kepentingan pribadi. Ini pasti merugikan orang lain.  Mungkin hal ini pernah, atau bahkan sering kita lakukan , namun menjadi hal biasa bagi kita, karena ambisi yang diumbar. Mari kita belajar, merenungkan, memahami, apakah selama hidup kita terus mengumbar ambisi pribadi yang menghalalkan segala cara? Sehingga menimbulkan kesengsaraan pada orang lain bahkan keluarga kita sendiri. Bagaimana tatalaku kita dalam keluarga, di tempat pekerjaan? Apakah kita seorang berhati licik, mementingkan diri sendiri hingga mengorbankan orang lain? Tidak ada kata terlambat untuk menghampiri terang , marilah kita melakukan tobat, mengakui dosa-dosa kita. Ia yang setia dan adil, Ia akan mengampuni segala dosa kita, menyucikan kita dari kejahatan (1 Yoh 1:9). Marilah kita menjadi pribadi yang bersih,   cinta damai, seperti anak-anak yang polos, tidak terkontaminasi kejahatan dunia. Hari ini kita memperingati pesta Kanak-kanak Suci, marilah kita bercermin pada kanak-kanak Yesus yang membawa damai sukacita bagi siapapun .


DOA :
Bapa yang maha Rahim, tidak mudah bagi kami untuk mengendalikan diri dalam menghadapi kehidupan ini. Seringkali kami masuk dalam situasi marah tak terkendali sehingga  merugikan orang lain, bahkan keluarga kami sendiri. Bapa  bimbinglah kami kembali kepada terang, mengikuti terang yang telah lahir menjadi kanak-kanak Yesus. Doa ini kami panjatkan melalui perantaraan Putra-Mu yang terkasih, Tuhan Kami Yesus Kristus. Amin


ambisi pribadi | SESAWI.NET
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.sesawi.net%2Ftag%2Fambisi-pribadi%2F&psig=AOvVaw1njF-TC12HuKTzoAlm3xL1&ust=1640222998614000&source=images&cd=vfe&ved=0CAsQjRxqFwoTCKD4vfCh9vQCFQAAAAAdAAAAABAS
 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang