(Renungan) Berdiam di Rumah Bapa

Berdiam di Rumah Bapa
(Andy Hartono)



"Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"
(Luk. 2:49)



Kalender Liturgi Minggu, 26 Des 2021
Bacaan pertama         : 1 Sam 1:20-22.24-28
Mazmur tanggapan    : Mzm 84:2-3.5-6.9-10
Bacaan kedua            : 1 Yoh 3:1-2.21-24
Bacaan Injil                : Luk 2:41-52 


Sehari setelah hari raya Natal kita merayakan hari raya Pesta Keluarga Kudus. Perikop dalam Injil Lukas hari ini berjudul Yesus pada umur dua belas tahun dalam Bait Allah. Kisah ini pun dijadikan peristiwa gembira ke lima dalam doa Rosario, yaitu Yesus diketemukan dalam Bait Allah. Kisah ini hanya terdapat dalam Injil Lukas, tidak terdapat dalam ketiga Injil lainnya. Kisah ini adalah satu-satunya kisah dalam Injil yang menyajikan sebuah dinamika dalam kehidupan Keluarga Kudus, dari pergi ke Yerusalem, Yesus hilang, proses pencarian, Yesus ditemukan sampai akhirnya pulang kembali ke Nazaret. Kisahnya dinarasikan cukup panjang disertai adanya dialog tanya jawab antara Bunda Maria dengan Tuhan Yesus, walaupun tidak ada dialog langsung dari Santo Yusuf dan juga diceritakan bagaimana reaksi Bunda Maria dan Santo Yusuf yang tercengang melihat Yesus.
 
Biasanya yang menjadi bahan permenungan dari kisah ini adalah Yesus yang tetap hidup dalam asuhan Maria dan Yusuf atau Bunda Maria yang menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Namun kali ini mari kira renungkan jawaban dari Yesus: “Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”

Sungguh sebuah jawaban yang sangat menarik. Jawaban tersebut mengajak kita untuk bertanya mengenai kehidupan kita sekarang ini. Apakah kita sekarang ini juga sudah berada dalam “rumah Bapa” seperti dimana Yesus berada. Hidup dalam rumah Bapa berarti hidup di dalam kerajaan-Nya sejak dari kehidupan di dunia ini. Kehidupan di dunia ini adalah sebuah perjalanan cinta, mengasihi dan dikasihi oleh Allah, apapun yang terjadi. 

Perjalanan cinta ini diawali dengan sebuah kepercayaan tanpa keraguan sedikitpun dari pihak kita bahwa Allah sungguh mengasihi kita. Bapa yang tanpa ragu mengurbankan PutraNya untuk keselamatan kita, Putra yang rela mengurbankan seluruh adaNya (tubuh, darah, jiwa dan keAllahan-Nya) dan Roh Kudus yang adalah Roh pembimbing, penghibur dan Roh Cinta Kasih. 

Setelahnya yang dapat kita lakukan adalah menuruti segala perintah Tuhan dalam kasih. Seperti yang dikatakan oleh Rasul Yohanes dalam suratnya yang pertama: “Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia.” Bila kita diam di dalam Allah dan Allah diam di dalam kita maka  kita hidupdi  dalam “rumah Bapa” (kerajaan-Nya) sejak dari dunia ini sampai akhirnya kita kembali berpulang kepada-Nya.


Doa:

Bapa yang baik, kami sungguh ingin tinggal di dalam Engkau dan Engkau di dalam kami. Kami mohon berilah kami rahmat-Mu sehingga kami dapat merasakan kasihMu setiap saat setiap waktu dalam hidup kami. Semoga dengan demikian kami dapat menaati semua perintah-Mu dalam kehidupan ini sampai kami dapat kembali kepadaMu. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang