(Renungan) Bunda Maria dan Putriku

Bunda Maria dan Putriku 
(Maria Aurelia Erly)



Kata Maria : “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu. Lalu malaikat itu meninggalkan dia” 
(Luk 1:38)



Kalender liturgi Rabu, 08 Desember 2021
Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda
Bacaan pertama : Kej 3 : 9 - 15, 20
Mazmur Tanggapan :Mzm 98 : 1 - 4
Bacaan kedua Ef 1 : 3 - 6, 11 – 12
Bacaan injil : Luk 1:26-38


Pada 8 Desember 1854, Paus Pius IX mengumumkan Dogma Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda ( Ineffabilis Deus ) yang hari ini kita rayakan. Bunda Maria yang terberkati, pada saat pertama terbentuk sebagai janin, oleh rahmat Tuhan yang istimewa dan satu-satunya dibebaskan dari noda dosa asal karena peran istimewanya sebagai bunda Tuhan Yesus. Maria dikandung tanpa noda adalah sumber dan dasar untuk seluruh kesucian Maria sebagai Bunda Allah. Gereja melihat dalam diri Maria sebagai orang yang tidak pernah menolak Allah sebagai tanda cinta. Gereja mengajak kita untuk melihat Bunda Maria sebagai teladan kekudusan dengan mengandalkan rahmat Tuhan.

Bunda Maria menjadi teladanku dalam beriman kepada Tuhan Yesus. Aku kagum dengan Bunda Maria yang penuh kesederhanaan, ketaatan dan kesetiaan kepada Allah.Karena itu kuberi nama baptis putriku Maria agar Lyvia juga meneladani Bunda Maria dan Bunda Maria selalu mendoakannya. Lyvia tumbuh menjadi anak yang sehat, ceria, suka menolong dan aktif pelayanan gereja. Setiap liburan sekolah, Lyvia selalu mengikuti camping rohani di Cikanyere dan Tumpang. Saat bulan Oktober, Lyvia dan temannya biasa menjual 1000 mawar untuk dipersembahkan kepada Bunda Maria.

Ketika malaikat Gabriel datang membawa pesan Allah, Maria menjawab : "Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataanmu". Ketika Lyvia tiba-tiba divonis dokter sakit kanker lymphoma, Lyvia mengatakan padaku penyakitnya bukan beban baginya dan dia hanya menjalankan saja apa yang Tuhan berikan. Lyvia tidak pernah mengeluhkan sakitnya, tetap gembira dan penuh pengharapan kepada Tuhan. Di rumah sakit, Lyvia memberi semangat dan kegembiraan bagi pasien sekamarnya.

Menjelang Lyvia berpulang kepada Bapa, kami bersama-sama mendaraskan doa Rosario dan doa Kerahiman. Aku bersyukur Lyvia diberi Tuhan anugerah iman yang besar sehingga Lyvia dapat meneladani ketaatan dan kesetiaan bunda Maria. Aku percaya Lyvia sudah berbahagia di surga bersama Bunda Maria. Aku bermimpi Lyvia memakai gaun putih dengan selendang biru seperti warna pakaian Bunda Maria.

Doa :

Bapa yang maha rahim, terima kasih atas rahmatMu sehingga aku dapat melaksanakan janji pernikahanku untuk mendidik Lyvia bertumbuh dalam iman yang baik. Aku percaya Lyvia berpulang kepadaMu dalam iman dan kasih karuniaMu. Bantulah aku ya Bapa agar aku mampu meneladani Bunda Maria untuk melaksanakan kehendakMu walaupun berat bagiku. Tanpa rahmat Roh Kudus aku tidak akan mampu menjalani penderitaan ini. Amin.


Sketsa Iman - Merenungkan makna kabar gembira kepada Maria


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6I9FhLUvm-8Ft0FHbhhr11S6QhNxix7vAUTDBcx6O069lNalBC7l3O1Yw_1v1ypnOPttNtId3M9KeaDvcN3eWXKjk2c_P2VT3QoocINle3Oo0BuAfgW5pJj7R7AbLjgyirH3xSF9-xaE6/s1600/20180324_170100.jpg




Sesungguhnya Aku ini adalah Hamba Tuhan; Jadilah Padaku Menurut Perkataanmu  itu” | Keuskupan Agung Jakarta


https://www.kaj.or.id/wp-content/uploads/2013/04/annunciation.jpg


Komentar

  1. Sharing iman yg luar biasa indah dan meneguhkan. Terima kasih bu Erly.. Tuhan memberkati bu Erly dan pak Johan.

    BalasHapus
  2. Iman perlu dipupuk dan dikembangkan. Semoga tetap tumbuh.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Peziarah Pengharapan

(Renungan) Warisan Berharga bagi Manusia