(Renungan) Kasih Sejati Allah

Kasih Sejati Allah
(Maria Theresia Widyastuti)



Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, 
TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi. 
(Yesaya 54:5)



Kalender Liturgi Kamis, 16 Desember 2021
Bacaan pertama      : Yes. 54:1-10
Mazmur Tanggapan : Maz. 30:2.4.5-6.11-12a.13b
Bacaan Injil              : Luk. 7:24-30


Dengan membaca Yes. 54:1-10,  kita memahami bagaimana bangsa Israel  menderita dan menantikan hadirnya Sang Penyelamat. Pewartaan ini istimewa karena Yesaya mengarahkan perhatian pada rencana Allah bagi semesta dunia. Ia memaklumkan janji keselamatan yang akan diperoleh bangsa Israel. Mereka bisa lepas dari berbagai macam penderitaan dan kesulitan. Kisah Yesaya adalah kisah penantian akan keselamatan. Yes. 7:14-17 sudah dimaklumatkan empat tanda, diantaranya tentang seorang perempuan muda akan mengandung dan melahirkan bayi laki-laki dan Ia akan menamakan dia Imanuel.

Yesaya melukiskan bagaimana kemesraan Allah pada umatnya seperti kemesraan relasi suami istri. Seperti terlihat dalam Yes. 54:5 “Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.” Hal ini didukung Konsili Vatikan II yang mengarahkan amanatnya kepada manusia beserta semesta yang menjadi lingkungan hidupnya. Dalam Gaudium et Spes ada tertulis, “dunia mementaskan sejarah umat manusia, diciptakan dan dilestarikan oleh cinta kasih Sang Pencipta; dunia, yang memang berada dalam perbudakan dosa, tetapi telah dibebaskan oleh Sang Penyelamat yang akan disalibkan dan bangkit, sesudah kuasa si Jahat dihancurkan, supaya menurut rencana Allah mengalami perombakan dan mencapai kepenuhannya.” 

Masa Adven adalah masa penantian bagi kita yang percaya, terhadap kekasih sejati kita. Ia akan datang menyelamatkan kita dan membebaskan kita dari segala macam ketakutan duniawi. Mari selama masa Adven, kita melakukan refleksi. Apakah saya sudah mesra dengan Allah seperti layaknya suami dan istri? Apakah saya sudah menyiapkan diri untuk menyambut kekasih yang akan datang ini? Apa yang sudah saya persiapkan? 

Sungguh Nabi Yesaya  membuka mata hati saya untuk melihat kembali relasi dan persiapan saya menyambut Natal yang diperingati sebagai hari kelahiran-Nya. Apakah saya sudah menyiapkan kedatangan Sang Juru Selamat dalam arti yang sesungguhnya hingga saya aman dan selamat saat saya berkumpul kembali bersama Sang Kekasih Sejati?


Doa :

Tuhan, Kekasih Sejatiku, aku setitik debu fana penuh kedosaan namun Engkau cintai luar biasa. Engkau nyatakan sendiri bahwa Engkaulah pasanganku, suamiku. Ucapan syukur terus menerus dariku, mungkin tidak dapat membalas kasih-Mu yang luar biasa itu. Semoga Engkau berkenan agar aku terus didampingi Roh Kudus agar mampu menjaga kasih-Mu. Terima kasih Tuhan. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang