(Renungan) Layak di Mata Manusia atau Allah?

Layak di Mata Manusia atau Allah?
(Yashinta Roslini Onwardi)



Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham
(Mat.1:1)



Kalender LIturgi Jumat, 17 Desember 2021
Bacaan pertama  : Kej.49:2,8-10
Mazmur Tanggapan: Mzm 72:1-2,3-4ab,7-8,17
Bacaan Injil :Mat.1:1-17


Sudah merupakan hal umum, dalam penentuan calon menantu akan ada proses diselidiki dulu latar belakang sang calon mantu.  Sehingga terdapat istilah umum untuk seorang calon mantu harus diketahui dulu bibit, bebet dan bobot nya, sebelum keluarga yang bersangkutan memutuskan layak tidaknya sang calon untuk diterima.

Saya pernah dimintai pendapat oleh sepupu untuk menilai calon istrinya, dan saat itu saya spontan menjawab  bahwa menurut pandangan saya, sang calon kelihatannya baik, sehingga perkataan saya meyakinkan sepupu saya itu dan akhirnya mereka menikah. Ternyata usia pernikahan mereka tidak lama. Apa yang salah dengan penilaian saya ?

Injil hari ini menjelaskan tentang silsilah nenek moyang Yesus, dalam kodrat-Nya sebagai manusia. Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Injil Matius menjelaskan silsilah dari Abraham hingga Yusuf, suami Maria, walau Yusuf bukanlah bapak jasmani Yesus, kita tahu bahwa  Yesus lahir karena Roh Kudus. Dari antara nama-nama yang disebutkan dalam silsilah tersebut ternyata terdapat nama-nama perempuan terkait dengan Daud dan keturunannya yang menimbulkan pertanyaan, karena skandal  seperti Tamar dan Batsyeba.    
Yesus Kristus  sang Firman, yang telah ada sebelum bumi dijadikan, merupakan misteri yang selalu menimbulkan pertanyaan untuk direnungkan, dipelajari, dan dipahami. Dan bila dikaitkan dengan silsilah tersebut, silsilah Yesus Kristus yang ditunjukkan bukanlah sesuatu yang bagus semua, sepertinya Allah hendak menunjukkan kepada umat beriman bahwa layak dimata manusia belum tentu layak dimata Allah.   

Hal ini meyakinkan saya bahwa pertimbangan manusia berbeda dari pertimbangan Allah.
Siapakah saya yang dapat menilai seseorang layak atau tidak layak? Saya tersadarkan bahwa saat menjawab pertanyaan sepupu, saya belum bercakap-cakap dengan Allah.  Peristiwa ini mengingatkan saya bahwa dalam mempertimbangkan apapun dalam kehidupan sehari-hari, saya harus selalu bercakap-cakap dengan Allah dan bersandar kepada-Nya saja.


Doa : 

Ya, Allah Bapa Yang Maha Rahim, bimbinglah selalu hati dan pikiran kami dengan kuasa Roh Kudus-Mu agar kami senantiasa bersandar kepada-Mu saja dan tidak membuat pertimbangan apapun dengan kekuatan kami dan mampukan kami untuk selalu bijaksana dengan tidak melakukan penilaian layak atau tidak kepada siapapun. Amin.


https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fid-id.facebook.com%2F899763353383652%2Fposts%2Fsilsilah-yesus-kristusinilah-daftar-nenek-moyang-yesus-kristus-anak-daud-anak-ab%2F1291180670908583%2F&psig=AOvVaw3EwijptUwx7VoHv0TCOPhM&ust=1639574213750000&source=images&cd=vfe&ved=0CAsQjRxqFwoTCNDVnI-w4_QCFQAAAAAdAAAAABAI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang