(Renungan) Mengenal Maria Remaja

Mengenal Maria Remaja
Fidensius Gunawan



“Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”
(Luk. 1:34)



Kalender Liturgi Senin, 20 Desember 2021
Bacaan pertama      : Yes. 7:10-14
Mazmur tanggapan  : Mzm. 24:1-6
Bacaan Injil              : Luk. 1:26-38


Saya sungguh kagum dengan pasutri Anna – Yoakim. Entah bagaimana mereka  membesarkan dan mendidik anak, sehingga putri mereka dapat menghadapi suatu peristiwa istimewa dengan cara seperti dikisahkan Injil Lukas. Waktu bertunangan dengan Yusuf, Maria masih remaja, baru berusia sekitar 15-16 tahun. Usia yang labil bagi kebanyakan remaja. Mereka baru lepas dari masa kanak-kanak, tapi belum masuk masa dewasa. Tapi Maria sungguh berbeda.

Satu saat, ketika berada di rumah, tetiba malaikat Gabriel hadir di hadapannya dan menyapa. Maria terkejut, tapi ia sama sekali tidak takut melihat kemunculan makhluk ilahi ini. Maria begitu tenang dan tidak lari. Selanjutnya setelah malaikat menyampaikan pesan bahwa ia akan mengandung seorang anak yang kelak akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi, Maria hanya bertanya: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” (Luk. 1:34).  Bayangkan, menerima pesan teramat sangat istimewa, bahwa ia akan mengandung dan melahirkan Yesus, Anak Allah yang Mahatinggi, tapi tanggapannya begitu lugu dan sederhana. Maria sungguh dipenuhi Roh Kudus dan kuasa Allah sehingga Maria langsung menyatakan menerima. 

Luar biasa Maria remaja ini. Ia memiliki sikap tenang, tidak penakut, bermental kuat, serta cerdas mencerna pesan Allah. Juga ia sangat cepat dan mandiri dalam mengambil keputusan. Sebagai remaja putri belia yang sudah bertunangan di jaman itu, “seharusnya” Maria minta pertimbangan orang tuanya serta Jusuf  tunangannya. Tapi Maria tidak melakukan itu. Ia mengambil risiko akan tanggapan negatif dari orang tua, tunangan, serta orang-orang sekitarnya. Sungguh sikap lepas bebas yang luar biasa ada dalam diri Maria, karena Dia hidup dekat dengan Tuhan dan selalu menyertakan Dia dalam segala hal. Dengan segala keutamaan ini, tidak heran bila Tuhan  memilih Maria sebagai ibu yang melahirkan Anak-Nya.

Bersediakah kita meneladani Maria dalam menanggapi tugas-tugas yang Tuhan percayakan kepada kita? 


Doa :

Ya Tuhan, terima kasih aku boleh mengenal sosok Maria remaja. Ia memberi contoh bagaimana menanggapi pesan dan tugas dari-Mu. Mampukan aku sedikit saja meniru teladannya. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang