(Renungan) Realita vs Ekspektasi

Realita vs Ekspektasi
(Fenny Suwardi)



“Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku” 
(Lukas 7:23)



Kalender Liturgi Rabu, 15 Desember 2021
Bacaan pertama  : Yes 45:6b-8;18,21b-25
Mazmur Tanggapan : Mzm 85:9-14
Bacaan Injil  : Luk 7:19-23


Seringkali saya mengalami kekecewaan. Perasaan kecewa muncul saat realita tidak sesuai dengan harapan. Sebenarnya jika dipikir-pikir saya menjadi kecewa karena ekspektasi yang terlalu berlebihan baik itu terhadap diri sendiri, sesama maupun Tuhan. 

Mungkin perasaan seperti inilah yang dialami oleh Yohanes Pembaptis. Saat dia dipenjara oleh Herodes, dia merasa khawatir bagaimana kelanjutan dari pewartaannya.  Siapa yang akan melanjutkannya.  Mungkin dia sudah berbulan-bulan dalam penjara dan sudah banyak kali berdoa, tetapi tidak menemukan jawaban. Mulai timbul suatu keraguan di dalam dirinya dan dia ingin bertanya langsung kepada Yesus.
 
Yohanes dan murid-muridnya menjadi kecewa karena ekspektasinya sendiri. Kekecewaan seringkali menimbulkan pikiran negatif. Untuk menepis pikiran dan keraguan mereka, Yohanes meminta murid-muridnya untuk bertanya langsung  kepada Yesus, “Apakah Yesus benar-benar Mesias yang dinanti-nantikan itu?”

Betapa seorang Yohanes Pembaptis, dapat menjadi ragu. Menunjukkan betapa manusia sangat rapuh dan mudah goyah imannya. 
Cara Yohanes menepis keragu-raguan tentang Yesus adalah hal yang perlu diteladani. Dia meminta murid-murid bertanya sendiri secara langsung kepada Yesus. Mengungkapkan dengan jujur keraguan mereka di hadapan Yesus. 

Jawaban Yesus adalah sebuah teguran halus yang juga mengingatkan kita semua bahwa ikut Yesus pasti akan mengalami banyak hal yang mengecewakan. Tetapi berbahagialah jika kita tidak berhenti, ngambek atau berpaling dari Yesus. 
 
Dengan mengimani dan mengenal dengan sungguh pribadi Yesus yang adalah Tuhan, yang tidak akan pernah mengecewakan. Tidak berekspektasi berlebihan dalam segala hal, tetapi menyerahkan hidup pada tuntunan Tuhan dan memaknai peristiwa dalam hidup sebagai bagian dari proses kehidupan.  


Doa : 

Yesus seringkali kami menjadi kecewa dan menolak Engkau. Ampuni kami Tuhan dan ajarkan kami untuk lebih lagi mengenal-Mu dengan sungguh, bahwa Engkaulah Tuhan dan tiada yang lain. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang