(Renungan) Amanat Penyelamatan dalam Keluarga

Amanat Penyelamatan dalam Keluarga
(Vero Sri)



Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” 
(Luk 4:21)



Bacaan Liturgi Minggu, 23 Januari 2022
Bacaan Pertama     : Neh 8:3-5a, 6-7, 9-11
Mazmur Tanggapan: 19 : 8, 9, 10, 15
Bacaan Kedua        : 1Kor 12 : 12-30
Bacaan Injil             : Lukas 1: 1-4, 4: 14-21


Kebiasaan Yesus masuk di rumah ibadat adalah karena didikan dari keluargaNya di Nazareth. Kesalehan keluargaNya membuat Ia menjadi terdidik untuk taat dan  juga mampu dalam penguasaan Taurat. Yesus juga diperkenankan membacakan kitab Taurat yang menjadi bacaan harian, dikala itu belum ada penanggalan liturgi. Taurat menjadi bacaan harian dan saat Sabat ditambahkan bacaan dari Kitab Para Nabi. 

Kebiasaan pejabat rumah ibadat mengundang para lelaki dewasa untuk membacakan dan menjelaskan Taurat digunakan Yesus untuk menyatakan diriNya dan misi hidupNya. Saat Yesus datang ke Nazaret pada hari Sabat dan masuk rumah ibadat,  Ia dipercaya untuk membacakan Kitab Nabi Yesaya. Ia membacakan ayat yang berbunyi “Roh Tuhan ada pada-Ku oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik  kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan   telah datang”.
 
Para pengajar dan umat yang mendengarkan bacaan  duduk dan menantikan penjelasan dibuat terpesona oleh Yesus akan penjelasan yang dijabarkannya, namun mereka tidak yakin karena mereka hanya melihat dari sudut pandang manusia bahwa Ia hanyalah anak Yusuf. Melalui kata-kata Nabi Yesaya, Yesus menyatakan diri sebagai Mesias. Nabi yang telah diurapi oleh Roh Allah. Dan Yesus menyampaikan “ Pada hari ini genaplah tulisan ini sewaktu kamu mendengarnya”

Ketika orang melihat Yesus hanya sebagai anak Yusuf, saya melihat peran orang tua dalam pendidikan rohani di rumah menjadi sangat penting. Kami menikah muda, membesarkan tiga anak dan pekerjaan membuat sering berpindah kota. Hal sederhana dalam pendidikan rohani pun  kami lakukan antara lain pembabtisan anak-anak saat bayi, memilih sekolah Katolik dari Taman Kanak-kanak sampai SMA. Membimbing anak-anak ikut putra-putri altar dan kegiatan lain di Gereja. Untuk membekali diri dalam pelayanan didalam keluarga, saya selalu mengikuti retret minimal dua kali dalam satu tahun. Belajar spiritualitas yang ada di Gereja Katolik agar selalu bersemangat mengikuti Ekaristi dan melaksanakan pelayanan. 

Sebagai orangtua kita tidak boleh melepaskan pendidikan rohani anak misalnya dalam persiapan sakramen baptis, komuni pertama dan sakramen penguatan. Lukas Ayat 21 semakin meneguhkan saya sebagai murid Yesus yang harus mencontoh-Nya, sebagai pribadi yang sudah dibabtis. Bahwa sudah menjadi suatu keharusan untuk mengarahkan semua pelayanan pun dalam keluarga melalui bimbingan Roh Kudus. Seperti dicontohkan oleh Tuhan Yesus. 


Doa : 

Tuhan Yesus terimakasih, karena Engkau berkenan menjadi penyelamat saya. Tuntun saya untuk taat dan setia melaksanakan perintah-Mu. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang