(Renungan) Bersandar pada Kuasa Tuhan

Bersandar pada Kuasa Tuhan
 (Gregorius S. Utomo)



Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. 
(Mrk 4:38-39)



Kalender Liturgi Sabtu, 29 Januari 2022
Bacaan Pertama : 2 Sam 12:1-7a. 10-17
Mazmur  Tanggapan: 51:12-13, 14-15, 16-17
Bacaan Injil          : Mrk 4:35-41 


Dalam kehidupan sehari-hari kita menghadapi banyak badai, ada badai yang kecil, namun kadang-kadang ada juga badai yang sangat besar. Mungkin kita bisa bertahan menghad api badai-badai kecil. Namun ketika badai besar datang,  kita tidak mampu menghadapinya.Kita melihat sebuah rumah tangga menjadi pecah berantakan karena suatu badai besar yang tidak tertahankan. Badai itu bisa berupa penyakit fisik, penyakit mental, masalah ekonomi, masalah perselingkuhan, narkoba, dan lain sebagainya. 

Di dalam Injil ini kita lihat bahwa murid-murid  kecewa karena Tuhan tidak melakukan apa-apa untuk mengatasi masalah, malah Tuhan Yesus tidur di buritan perahu. Sementara murid-murid sudah ketakutan dan hampir putus asa. Beginilah gambaran yang terjadi dalam kehidupan nyata kita sehari-hari dalam keluarga, dalam masyarakat. Ketika pertolongan tak kunjung datang, kita kecewa. Padahal sebenarnya Tuhan tahu kapan pertolongan perlu diberikan.

Sebuah keluarga  mempunyai masalah, dengan anak yang sudah berkeluarga namun belum bisa mandiri . Mereka menumpang sementara di rumah orang tuanya.  Orang tua  menjadi sangat tersita waktunya untuk mengurus anak dan cucu yang menumpang ini. 

Anak yang lain tinggal di luar negeri, ingin sekali orang tuanya datang dan bermaksud memperkenalkan teman dekatnya. Namun belum dipenuhi , waktu mereka tersita oleh anak cucu yang di rumahnya.  Dan mengeluhkan  orang tuanya yang menghabiskan waktu untuk anak yang satu itu, dan  masalahnya tetap tidak terselesaikan.  
 
Orang tua ini  tidak tahu harus berbuat apa, namun mereka datang dan berdoa  kepada Tuhan, memohon penyelesaian atas masalah mereka. 

Ini  masalah besar jika tidak segera diselesaikan karena anak yang lain akan merasa orang tua pilih kasih karena hanya menaruh perhatian dan waktunya pada satu anak saja. Memang Tuhan itu Maha Tahu, anak yang menumpang itu bisa berubah menjadi lebih mandiri, lebih bertanggung jawab terhadap anaknya, sehingga beban orang tuanya berkurang, dan mereka bisa menyediakan waktu untuk anak yang lain.

Jadi Tuhan tidak tidur, Dia tahu masalah kita, yang perlu dari kita adalah datang kehadirat-Nya, mohon pertolongan-Nya. Pertolongan-Nya, tidak pernah terlambat, senantiasa tepat pada waktunya.


Doa : 

Tuhan Yesus, kami mohon pertolongan-Mu untuk menghentikan badai yang sedang mengganggu keluarga kami. Kami percaya jika Engkau bersabda saja, maka masalah yang sedang kami hadapi segera reda, dan Damai Sejahtera. Amin.

Image result for Yesus tidur diburitan kapal

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang