(Renungan) Firman Menjadi Terang Laksana Pelita

Firman Menjadi Terang Laksana Pelita
(Carla Claresta)



Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan 
di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.”\
(Mrk 4:21)



Kalender Liturgi Kamis, 27 Januari 2022
Bacaan  Pertama :  2 Sam 7:18-19, 24-29
Mazmur Tanggapan:  Mzm 132:1-2.3-5.11.12.13-14
Bacaan Injil :  Mrk 4:21-25


Suatu ketika anak pertamaku yang baru beberapa hari tiba di Jerman dalam rangka melanjutkan sekolah, harus mengisi data administrasi yang berlaku sepanjang masa. Salah satu pertanyaannya adalah agama. Jika diisi agama Katolik atau Kristen, saat nanti  dia bekerja, penghasilannya akan dipotong sekian persen untuk gereja selain juga potongan pajak. Menjadi dilema, haruskah aku berkhianat, menyuruh anak untuk tidak mengisi “katolik”. Kasihan, karena nanti saat baru bekerja, gaji sudah dipotong untuk gereja. Tiba-tiba anak kedua berkata, “Setia dalam perkara kecil maa …”. 

Kalimat pendek ini yang adalah bagian dari Luk 16:10, terucap dari mulut seorang anak remaja, begitu menyentak dan mencerahkan. Saat itu Firman Tuhan telah menjadi terang laksana pelita bagi kami.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menggunakan kata pelita sebagai perumpamaan akan Firman. Pelita umumnya  ditempatkan di atas kaki dian dan lokasi yang benar, agar cahayanya bisa menerangi seluruh ruangan sehingga segala kegelapan menjadi sirna. Demikian juga Firman sebagai Terang Injil, harus diwartakan kepada orang lain agar memberi pencerahan bagi yang mendengarkan sehingga mereka dipenuhi sukacita. 

Sebagai Terang, Sabda Tuhan harus kelihatan dan berdampak dalam kehidupan nyata. Supaya Cahaya itu menjadi terang bagi orang lain, kita harus setia membaca, mempelajari, serta meresapkan makna ajaran dan kehidupan Yesus secara mendalam. 

Sabda itu harus hidup di dalam diri kita. Menjadi sumber iman yang memberi kekuatan serta berdampak dalam kehidupan dan tingkah laku kita. Sehingga orang lain melihat terang yang kita hidupi dalam kehidupan nyata dan akhirnya mereka percaya akan Sumber Terang yang menerangi kita.  

Maukah kita membiarkan Tuhan  menjadi penuntun hidup kita, membimbing melalui suara hati, sehingga kita menjadi pelita-pelita yang cahayanya menerangi lingkungan sekitar?


Doa :

Allah Bapa sumber cahaya, bukalah hati dan terangi pikiran kami, untuk mengerti dan memahami firman-Mu hingga kami dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata.  Bukan untuk mengubah orang lain, tetapi untuk menyinari hati dan mempengaruhi kehidupan kami, sehingga orang lain melihat Sang Terang yang ada dalam diri dan kehidupan kami, serta membuat mereka percaya akan Engkau, Sang Sumber Terang. Amin.

elita | SESAWI.NET

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang