(Renungan) Hari Sabat yang Bermakna

Hari Sabat yang Bermakna
(Patricia B.Y.)



Lalu kata Yesus kepada mereka: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat”
(Mrk 2:27)



Kalender Liturgi Selasa, 18 Januari 2022
Bacaan pertama : 1 Sam 16 : 1-13
Mazmur tanggapan: Mzm 89 : 20.21-22.27-28
Bacaan Injil : Markus 2 : 23 - 28


Pada hari ke-enam Allah selesai menciptakan dunia dan segala isinya. Pada hari ketujuh berhentilah Allah dari pekerjaan yang dibuat-Nya itu. Ia memberkati dan menguduskannya. Itulah Sabat yang pertama, di mana manusia memakai hari tersebut khusus untuk Allah saja dan meninggalkan segala pekerjaan rutinnya dan kembali bersekutu dengan Allah-Nya. 

Orang Farisi mengecam Yesus yang membiarkan murid-muridNya memetik bulir gandum pada saat mereka melewati ladang gandum pada hari Sabat. Juga saat Yesus menyembuhkan perempuan yang dirasuki roh jahat. Orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mempermasalahkan apa yang dilakukan Yesus dan murid-murid-Nya pada hari Sabat. Mereka hanya melihat bahwa peraturan hukum Taurat tidak boleh dilanggar, tanpa melihat lebih dalam lagi alasan Yesus melakukannya.  

Yesus mengkritik para pemimpin agama tersebut yang membuat peraturan-peraturan hari Sabat lebih menyulitkan daripada membantu orang untuk menikmati berkat Sabat.   
Sabat diadakan untuk manusia agar manusia mundur sejenak dari hiruk pikuk kesibukan sehari-hari, agar manusia rehat sejenak dan kembali bersekutu dengan Allah. Bagi Yesus, melakukan hal baik menolong orang lain, merupakan tindakan nyata dari bersekutu dengan Allah.

Demikian juga dalam kehidupan sehari-hari saya sebagai ibu rumah tangga. Dulu saya terlalu sibuk dengan pelayanan beberapa kegiatan gereja, yang terkadang menyita banyak waktu saya, termasuk hari Minggu yang seharusnya saya sediakan bagi keluarga sebagai hari sabat kami. Mulai terdengar celotehan anak saya, bahwa mami pergi-pergi melulu. Disusul suami yang mulai protes atas ketidakhadiran saya di saat anak-anak membutuhkan, karena anak-anak saya masih kecil waktu itu. 

Akhirnya saya sadar bahwa saya yang harus mengatur kegiatan pelayanan saya, tanpa ada keterikatan, yang akhirnya membuat saya lupa melakukan kebersamaan untuk kebaikan seluruh anggota keluarga, yang Tuhan anugerahkan bagi saya. 

Injil hari ini mengingatkan saya kembali bahwa Hari Sabat sebagai tanda kasih Allah bagi umat-Nya seharusnya menjadi hari pelayanan saya terhadap keluarga sekaligus hari pengabdian saya kepada Tuhan  


Doa:

Bapa yg baik, semoga saya selalu menyediakan waktu dan hati saya untuk bersekutu denganMu melalui pelayanan saya kepada keluarga. Amin.

HARI SABAT DIADAKAN UNTUK MANUSIA | HOSANA DI TEMPAT YANG MAHA TINGGI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang