(Renungan) Ia Memanggil Orang-Orang yang DikehendakiNya

Ia Memanggil Orang-Orang yang DikehendakiNya
(Angelina Lily Tanuwibawa)



“Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya”
(Mrk 3: 13b)



Kalender Liturgi Jumat, 21 Januari 2022
Bacaan pertama : Samuel 24 : 3-21
Mazmur tanggapan : Mzm 57: 2.3-4, 6.11
Bacaan Injil         : Markus 3: 13-19


Beberapa tahun yang lalu saya diangkat menjadi ketua lingkungan. Setelah upacara pelantikan oleh Romo Paroki, saya segera menghubungi  beberapa orang untuk diajak bekerja sama dalam mengemban tugas perutusan Gereja. Orang-orang yang saya hubungi tentu  sudah memenuhi kriteria penilaian saya pribadi, misalnya mempunyai visi & misi yang sama, jujur, ramah, sabar, rela berkorban. Selain itu tentunya orang yang dapat melaksanakan tugas dengan baik dan dapat berjuang bersama-sama.

Pengalaman tersebut muncul di ingatan, karena saya merasa ada sedikit kemiripan dengan peristiwa pemanggilan murid-murid Yesus yang pertama. Berawal dari peristiwa Yesus dibaptis, terdengarlah suara dari sorga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” Yesus yang mendapat perkenanan Bapa dan penuh Roh Kudus segera memulai karya pelayanan-Nya dengan terlebih dahulu memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya. 

Orang-orang yang dipanggil adalah kedua belas rasul yang diutus untuk memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan.  Bersama para Rasul, Ia mulai melakukan pelayanan-Nya di daerah sekitar Galilea: mengusir roh jahat, menyembuhkan orang sakit dan mewartakan Injil. 

Saya merenungkan secara pribadi, ketika memanggil para rasul, kira-kira Yesus menghendaki orang yang seperti apakah? Apa kriteria Yesus saat itu? Apakah kriteria-Nya sama dengan kriteria yang saya pakai ketika memilih para pengurus lingkungan? 

Ternyata tidak! Yesus tidak memanggil orang hebat untuk diutus. Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes, hanyalah orang-orang sederhana yang pekerjaan sehari-harinya adalah nelayan pencari ikan. Pemikiran Yesus sangat jelas berbeda dengan pemikiran manusia. Ia lebih suka memanggil orang-orang sederhana yang mau dan bersedia untuk diutus serta taat. Hal penting yang  harus selalu diingat adalah Ia tidak pernah membiarkan para murid berjalan sendirian, melainkan selalu mendapatkan penyertaan dan pertolongan-Nya.

Bagaimana dengan panggilan kita sebagai pengikut Kristus? Panggilan yang selalu diserukan setiap kali kita merayakan perayaan Ekaristi dengan kata-kata “Pergilah kamu diutus”. Apakah kita mau, bersedia dan taat menjawab panggilannya?


Doa :

Ya Allah, kami bersyukur atas rahmat penyelamatan-Mu. Bimbing, sertai dan teguhkanlah kami agar mampu menjawab panggilan-Mu untuk mewartakan kabar sukacita kepada sesama kami. Amin.

Minggu Biasa II, Hari Biasa, “Ia Menetapkan Duabelas Orang untuk Menyertai  Dia” | Info dan Renungan Harian Katolik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang