(Renungan) Menutup Kubangan Dosa

Menutup Kubangan Dosa
(Fellicia Fenny S.)



“Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. 
Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia” 
(2Sam 11: 4a)



Kalender Liturgi, Jumat 28 Jan 2022
PW S. Tomas dari Aquino, Imam dan Pujangga Gereja
Bacaan Pertama : 2 Sam 11:1-4a.5-10a.13-17
Mazmur Tanggapan: Mzm 51:3-4.5-6a.6bc-7.10-11
Bacaan Injil          : Mrk 4:26-34


Kisah Daud dan Betsyeba menggambarkan tentang Daud yang membiarkan dirinya dikuasai oleh kelemahannya. Dimulai dari Daud bermalas-malasan di  istananya yang megah dan nyaman. Dari teras atap istana dia melihat istri Uria sedang mandi. Daud tergiur dengan kemolekan tubuhnya dan dengan kekuasaannya, dia menyuruh orang membawa Betsyeba kepadanya. Nafsu merasukinya hingga terjadi pengkhianatan dan perzinahan. Situasi menjadi diluar kendali saat dosanya berbuah, dan akhirnya diselesaikan dengan perintah pembunuhan Uria secara halus.

Kisah sensasional dan penuh intrik seperti ini mengingatkan saya pada drakor “The World of Marriage”. Kisah serupa versi Indonesia, yang menguras emosi penonton ditayangkan dalam film serial TV “Layangan Putus”. Film ini diinspirasi dari sebuah novel berdasarkan kisah nyata, yang sudah diedit dan didramatisir. 

Kenapa kisah kontroversional seperti Daud & Betsyeba tidak diedit dan dihilangkan saja dari kitab yang suci ini? Bila novel ditulis dan diedit untuk suatu kepentingan tertentu,  kitab suci ditulis dan diinspirasi oleh Roh Kudus. Kisah Daud adalah sebuah pengalaman iman akan penyertaan Tuhan dalam perjalanan hidup Daud, raja yang dipilih Tuhan. 

Jika kisah ini direnungkan lebih dalam, disadari betapa manusia sangat lemah dengan panca indranya. Melihat lalu terdorong ingin memiliki, mendengar lalu hendak menghakimi, berkuasa lalu seperti berhak menindas yang lemah. Seorang raja sekelas Daud pun, yang sangat berkenan di hati Tuhan, memiliki kelemahan ini. 

Dosa adalah dosa, Daud tetap bersalah di mata Tuhan, dan harus menanggung kesalahannya. Dia hidup dengan jiwa tidak tenang, setelah membiarkan diri terjerumus ke dalam suatu dosa. Pikiran dan tindakannya membawa pada dosa-dosa lain, yang lama kelamaan menjadi suatu kubangan dosa. 

Keberdosaan Daud adalah keberdosaan kita semua, namun yang perlu diteladani dari Daud adalah dia segera tersadar saat ditegur oleh nabi Natan. Dalam Mazmur, dia memohon pengampunan dosa dari Tuhan. Di sini tersingkap bagaimana Daud sangat yakin, bahwa hanya anugerah pengampunan Allah yang mampu menutup kubangan dosa yang dibuatnya.


Doa : 

Tuhan Yesus terima kasih atas firman-Mu hari ini, jangan biarkan aku terjerumus ke dalam dosa dan mampukan aku untuk mengelola kelemahanku. Biarlah aku selalu berada dalam anugerah kasih dan pengampunan-Mu dihidupku, sehingga aku layak disebut anak-Mu. Amin.

 Samuel 11 (with text - press on more info. of vid

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang