(Renungan) Bersikap Benar dalam Penderitaan

Bersikap Benar dalam Penderitaan 
(Patricia B.Y)



"Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan. Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun"
(Yak 5:10-11a)



Kalender Liturgi Jumat, 25 Februari 2022
Bacaan Pertama : Yak 5 : 9-12
Mazmur Tanggapan : Mzm 103 : 1-4.8-9.11-12
Bacaan Injil: Mrk 10 : 1-12


Surat Yakobus ini ditujukan untuk kedua belas suku saat mereka mengalami berbagai penderitaan yang menguji iman mereka selama di perantauan. Sehingga Yakobus mesti menguatkan iman mereka dengan mengajarkan pentingnya bersikap benar menghadapi penderitaan.

Bersikap benar yang dimaksud di sini adalah bersikap sabar. Di jaman sekarang, kesabaran sangat sulit didapatkan. Sering terlontar ucapan “Apakah saya harus sabar terus? Sabar khan ada batasnya.” 

Seorang teman sudah kehilangan kesabaran terhadap suaminya. Sejak 5 tahun yang lalu suami kehilangan pekerjaan. Beberapa tawaran pekerjaan didapatnya, tapi dia merasa tidak cocok dengan tawaran itu. Sementara kebutuhan rumah tangga dan biaya sekolah anak-anaknya tetap berjalan, di tengah ketiadaan pendapatan, seringkali membuat keributan di antara mereka. Istri merasa suaminya memilih-milih pekerjaan, sehingga sulit mendapatkan pekerjaan yang baru. "Bukannya mencari pekerjaan lain, tetapi malahan santai-santai di rumah saja" begitulah anggapan istri. Kalang kabut sang istri meminta pertolongan keluarga karena sang suami tenang-tenang aja.

Setelah sekian lama akhirnya teman saya mencoba berjualan apa saja yang bisa menghasilkan uang, terutama berjualan makanan di sekitar rumah mereka. Suaminya juga akhirnya mau menurunkan gengsinya menjadi sopir taxi online. Walaupun pendapatannya jauh dari yang mereka dapatkan dahulu, tetapi mereka tetap bertekun dan bersabar untuk bisa melalui semuanya ini.

Bersikap sabar yaitu tidak bersungut- sungut menghadapi penderitaan, tidak iri hati kepada orang lain yang tidak mengalami penderitaan. Sabar dalam kesesakan juga berarti tabah menghadapi segala penderitaan yang dihadapi, tidak mengambil jalan pintas dan menuruti kemauan sendiri tetapi tetap bertekun dalam beriman terhadap Allah dan berserah sepenuhnya pada kehendak Allah sambil menunggu waktu Tuhan dinyatakan.

Seperti seorang petani yang menunggu hasil panennya, tetap sabar menunggu waktunya dan tetap bertekun dengan merawat tanamannya sampai pada saat panen tiba. Saat itulah mereka akan mengalami suka cita yang sesungguhnya.


Doa :

Bapa yang baik bantulah kami agar tetap bertekun dalam penderitaan dan kesesakan, supaya kami bisa merasakan penyertaanMu dalam setiap kesulitan yang kami hadapi. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang