(Renungan) Jangan Masuk ke Kampung

Jangan Masuk ke Kampung
(M. Maria Novita)



Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: "Jangan masuk ke kampung!" 
(Markus 8:26)



Kalender Liturgi  Rabu, 16 Februari 2022
Bacaan Pertama       : Yak. 1:19-27
Mazmur Tanggapan : Mzm. 15:2-3ab. 3cd-4ab.5
Bacaan Injil                : Mrk. 8:22-26


Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Betsaida, sejumlah orang membawa seorang buta kepada-Nya. Inilah kejadian satu-satunya Yesus menyembuhkan secara bertahap. Hal pertama yang dilakukan Yesus sebelum mulai mengobatinya adalah menuntun si buta dan membawanya ke luar kampung. Kemudian meludahi mata orang itu, dan menopangkan tangan atasnya. Pada tahap ini, orang buta itu hanya melihat dengan samar-samar. Orang-orang berjalan terlihat seperti jejeran pepohonan. Barulah ketika Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata si buta, sekali ini ia sungguh-sungguh sembuh sempurna. Di akhir perjumpaan, Yesus berpesan supaya jangan masuk ke kampung lagi.

Analog dengan pengalaman seorang teman dengan putranya. Kala itu, putranya masih duduk di kelas 9. Singkat cerita, akibat kecanduan bermain game online, rusaklah relasi ibu itu dengan anaknya. Anaknya menjadi sangat sensitif, mudah marah, kurang konsentrasi belajar, dan paling puncaknya mengalami  psikosomatis, penyakit yang disebabkan oleh kondisi mental, berupa pikiran ketakutan akan penyakit fisik yang sebenarnya tidak ada.
Hari-hari menjadi sangat tidak mudah dijalani karena  tenggelam dalam perburuan berobat  ke para dokter. Sampai suatu sore ketika kecemasan menyerang, si anak yang sangat putus asa bersedia diajak berdoa di Goa Maria. Sejak itu, ditambah keyakinan akan kekuatan doa pada setiap gereja yang pertama dikunjungi, berziarah menjadi salah satu pilihan penyembuhan. 

Bersyukur setelah disertai terapi dan konsultasi ke psikolog, terlebih disertai pengalaman pribadinya bersama Yesus, akhirnya sang putra berangsur sembuh.  Sementara sang ibu disadarkan dengan sebuah perumpamaan. Bahwa ibarat seorang buta pengembara, setelah diobati dan disembuhkan, alangkah bijaknya kalau orang tersebut tidak kembali ke kampung semula. Keduanya harus berubah, diantaranya  : meninggalkan kecanduan bermain game online,  memperbaiki cara berkomunikasi antar keluarga, teristimewa menjalin relasi terus dengan Allah.

Sentuhan kasih Tuhan lewat dukungan sesama,  akan membawa yang buta semakin percaya. Semakin mengenal Yesus, sang Mesias pembawa kesembuhan sejati. Jangan kembali ke komunitas/kampung  lama yang berpotensi membawa kepada kebutaan/kebiasaan lama kembali.


Doa:

Allah yg Maha kasih. Betapa aku menyadari dosa-dosaku. Berulangkali, antara mengakui dosaku dan sulitnya berhenti berbuat dosa yang sama.  Namun aku percaya bahwa Engkau yang Maha Rahim yang dapat menyembuhkanku. Amin.

C:\Users\Acer\Documents\LINGK. ST. LUKAS\penyembuhan di betsaida.jpg

Komentar

  1. Terima kasih bu Novita. Sy jd menyadari adanya mukjizat Yesus yg bertahap ini. Seringkali mmg Tuhan menolong saya secara bertahap.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang