(Renungan) Kepemimpinan yang Melayani

Kepemimpinan yang Melayani
(Yashinta Roslini Onwardi)



“Dan Aku pun berkata kepadamu : Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya”
(Mat.16:18)



Kalender Liturgi Selasa, 22 Februari 2022
Pesta Tahta St.Petrus, Rasul
Bacaan Pertama       : 1 Ptr.5:1-4
Mazmur Tanggapan  : Mzm. 23:1-3a, 3b-4, 5,6
Bacaan Injil               : Mat. 16:13-19


Setelah reformasi  bangsa Indonesia mempunyai kesempatan untuk memilih langsung presidennya melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali, dan tiap orang menginginkan pilihan yang ideal.  

Apa saja ciri pemimpin ideal, menurut banyak buku management dan leadership, tentunya banyak sekali ciri, karakter serta tipe pemimpin ideal, tetapi adakah semua ciri ideal tersebut bisa terdapat dalam diri satu orang? Sangat sulit ditemui, demikian sulitnya sehingga banyak yang melakukan penyelidikan  atas karakter dan tipe pemimpin sukses, dan ciri utamanya adalah berjiwa melayani.
 
Belajar dari teori servant leadership (kepemimpinan yang melayani) buku yang  ditulis oleh Robert K. Greenleaf itu intinya membahas bahwa  kepemimpinan yang melayani hanya bisa terjadi pada orang yang telah selesai dengan dirinya sehingga motivasinya terarah untuk melayani orang lain.  Tampaknya tipikal kepemimpinan yang melayani ini tak berbeda dari yang diajarkan Yesus.

Hari ini adalah Pesta Tahta St. Petrus seorang Rasul.  Yesus memandang dia dan berkata : Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya Petrus=batu karang),  Yesus tampaknya telah menubuatkan Simon Petrus  saat pertama Simon direkrut oleh Yesus, karena dalam Mat.4:18-19  dikatakan bahwa Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya adalah penjala ikan, dan Yesus mengatakan mereka akan dijadikan penjala manusia.  Setelah menjadi murid Yesus dan  tiba waktunya untuk menguji pemahaman mereka akan diri-Nya. Dalam Matius 16:18 tersebut,  Yesus meneguhkan Petrus dan yakin untuk mengangkat Petrus untuk menggembalakan umatNya dalam melanjutkan Kerajaan Allah.

Dari banyak peristiwa seperti yang diceritakan  dalam injil Matius, Simon Petrus tetap dipercayakan untuk menggembalakan domba-dombaNya. Bukan karena karakternya yang spontan dan meledak-ledak tetapi karena Simon Petrus menyadari kelemahan dirnya dan bertobat terus menerus. 

Maukah kita sama seperti Simon Petrus yang selalu introspeksi diri dan selalu mengakui kelemahan-kelemahan kita serta selalu bertobat terus menerus sehingga kita selalu bisa melayani orang lain dengan tulus dan penuh kasih?


Doa : 

Allah Bapa yang Maharahim, puji dan syukur kami ke hadirat-Mu ya Bapa atas teladan pengabdian yang diajarkan St.Petrus, bimbinglah hati dan pikiran kami agar dalam hidup  sehari-hari kami pun dapat menjadi cermin kerendahan hati dan semangat pelayanan  bagi orang-orang sekitar kami dalam  upaya pewartaan kabar sukacita-Mu. Amin.

Puncta 09.08.18. Matius 16:13-23: Salah Paham | SESAWI.NET

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.sesawi.net%2Fpuncta-09-08-18-matius-1613-23-salah-paham%2F&psig=AOvVaw2K5yDlqI9eRRM62X0bzGRz&ust=1644555266238000&source=images&cd=vfe&ved=0CAsQjRxqFwoTCNiFroes9PUCFQAAAAAdAAAAABAD


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang