(Renungan) Manusia yang Sulit Percaya

Manusia yang Sulit Percaya
(Widyawati)



Segera ayah anak itu berteriak : “Aku Percaya! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!”
(Markus 9 : 24)



Kalender Liturgi Senin, 21 Februari 2022
Bacaan Pertama : Yak. 3:13–18
Mazmur Tanggapan : Mzm. 19:8.9.10.15
Bacaan Injil : Mrk. 9:14–29


Bacaan Injil hari ini cukup panjang menceritakan kisah seorang ayah membawa anaknya yang kerasukan roh untuk disembuhkan oleh Yesus. Namun saat itu Yesus sedang di atas gunung sehingga anak yang kerasukan roh jahat itu diobati oleh murid-murid Yesus. Ternyata murid-murid Yesus tidak berhasil mengusir roh jahat keluar dari anak tersebut. Akibatnya ketika Yesus datang dan bertanya tentang kondisi anak, si bapak menjawab dengan agak ragu-ragu: “Jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.“

Sudah lumrah,  manusia menggunakan logika terlebih dahulu dalam mengkalkulasi alternatif-alternatif penyelesaian masalah hidupnya. Akibatnya manusia cenderung memilih penyelesaian yang masuk di akal logika. Jika secara logika, manusia tidak berhasil menemukan jalan keluarnya, barulah menuju kepada Tuhan dan itupun masih dengan mengira  masalahnya akan diselesaikan secara logika manusia. Apakah salah memakai logika untuk menjalani hidup? Menurut saya pastinya tidak salah, logika berasal dari akal budi yang diberikan Tuhan kepada manusia. Yang tidak benar adalah menempatkan logika di atas iman. 

Allah Bapa yang kita sebut nama-Nya dalam doa permohonan kita adalah Allah Yang Maha Kuasa. KBBI mengartikan maha sebagai amat, sangat, teramat. Artinya Allah Bapa kita adalah Allah yang amat sangat teramat berkuasa. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya, tidak ada yang tidak bisa Ia lakukan, tidak ada apapun yang bisa menghalangi kehendak-Nya. Namun manusia dengan kekurangpercayaannya, dengan logika manusiawinya membatasi karya Tuhan. 

Bagaimana Tuhan hendak menolong kalau yang mau ditolong hanya setengah percaya? Karenanya, percayalah dahulu. Berimanlah secara penuh terlebih dahulu sebelum kita mendaraskan segala doa permohonan kepada-Nya. Sebab Yesus sendiri berkata, tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya (bdk Mrk. 9:23)


Doa :

Ya Tuhan tolonglah kami yang kurang percaya ini. Semoga iman kami bertumbuh dan menjadi anak-Mu yang tak pernah ragu bahwa Engkau Maha Kuasa, bahwa Engkau selalu menjaga hidup kami, terutama saat kami tidak melihat harapan karena beban hidup kami. Amin. 

esus Menyembuhkan Anak yang Kesurupan — PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang