(Renungan) Si "Miskin" Ahli Waris Kerajaan

Si "Miskin" Ahli Waris Kerajaan
(Carla Claresta)



Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.
(Yak 2:1)



Kalender Liturgi Kamis, 17 Februari 2022
Bacaan  pertama :  Yak 2:1-9
Mazmur Tanggapan:  Mzm 34:2-3.4-5.6-7
Bacaan Injil :  Mrk 8:27-33


Ada suatu kebiasaan dimana menjelang perayaan Natal dan tahun baru, orang-orang saling memberikan parcel, demikian pun tahun ini. Siang itu aku sedang berkendara bersama suami, kulihat beberapa mobil dan motor berseliweran membawa parcel untuk dikirim. Aku berguman kepada suami: “Lucu ya Dad, parcel selalu dikirim kepada orang yang mampu bahkan kadang kepada orang yang lebih berada dari si pemberi. Orang-orang miskin tidak pernah terima parcel, padahal mereka pasti membutuhkan.”

Secara tidak sadar kita pernah bersikap membedakan orang lain, misalnya dalam memberi, untuk si-A beri ini, untuk si-B ini saja…. Atau bersikap subyektif membela teman yang mungkin sebenarnya bersalah. 

Sikap membeda-bedakan sesama merupakan sikap yang bertentangan dengan sifat Allah. Allah mengasihi semua manusia ciptaan-Nya tanpa kecuali. JIka Allah mengasihi kita tanpa membedakan, mengapa kita sebagai manusia ciptaan-Nya justru membedakan manusia ? Membeda-bedakan manusia berarti tidak menghargai manusia. Tidak menghargai manusia berarti tidak menghargai Allah. 

Pada perikop dari bacaan kedua hari ini, Yakobus menegur sikap penatua yang dalam memberi keputusan terhadap orang-orang yang sedang berselisih untuk meminta keadilan, dilakukan  berdasarkan kedudukan, harta, serta status sosial di masyarakat. Yakobus menegaskan Allah tidak pernah memihak kepada manusia dan kedudukan mereka, sama di mata Allah. Ia tidak memandang miskin atau kaya. Dalam ayat 5 dikatakan bahwa Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada setiap orang yang mengasihi Dia. 

Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, apakah selama ini kita bersikap memandang muka, pilih-pilih, dan tidak menghargai orang lain? Mari dalam berperilaku, kita berpegang pada hukum utama yang diajarkan Yesus, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.


Doa :

Allah sumber cinta kasih, terima kasih atas cinta kasih yang telah Engkau limpahkan kepada kami dan keluarga kami dengan tanpa memandang muka. Bimbing kami agar dalam sikap dan perilaku kami berusaha untuk berbuat kasih tanpa memandang muka. Amin.

dt. Gilbert Lumoindong - Jangan memandang rendah saudaramu - YouTube

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang