(Renungan) Hidup adalah Anugerah Semata

Hidup adalah Anugerah Semata
(Fellicia Fenny S)



“Keadilan tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan-Mu dan keselamatan dari pada-Mu kubicarakan, kasih-Mu dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan kepada jemaah yang besar”.
(Mzm 40 : 11)



Kalender Liturgi Jumat, 25 Maret 2022
Hari Raya Kabar Suka Cita
Bacaan Pertama : Yes. 7:10-14; 8:10
Mazmur Tanggapan : Mzm. 40:7-8a.8b-9.10.11
Bacaan Kedua : Ibr. 10:4-10
Bacaan Injil : Luk. 1:26-38


Pada sebait syair Mazmur 40:7, pemazmur melukiskan bagaimana Tuhan berbisik kepada Daud tepat di lubang telinganya. Pendengaran Daud saat itu juga terbuka dan pikirannya tercerahkan bahwa Tuhan tidak menuntut kurban bakaran dan kurban penghapus dosa juga tidak berkenan kepada kurban sembelihan dan korban sajian. 

Daud diberikan kacamata baru dalam perspektif Tuhan tentang tujuan hidup manusia di dunia ini. Yaitu untuk melakukan kehendakNya dengan suka hati dan mewartakan identitas Tuhan dengan lantang. Supaya semakin banyak pribadi yang mengenalNya sebagai Tuhan sang penyelamat yang adil dan setia, juga penuh kasih dan kebenaran.

Daud dapat sampai pada tahap seperti ini bukan sekonyong-konyong, tetapi karena dia sudah banyak melewati pahit getirnya kehidupan. 

Dosa dan luka masa lalunya tidak membuat Daud enggan menoleh ke belakang. Dia dengan berani, menapakkan kakinya kembali pada kerikil-kerikil tajam yang pernah mencabik-cabiknya di masa lalu.  

Daud melihat dan merasakan kembali peristiwa pahit itu dengan sikap batin reflektif, dari kacamata Tuhan. Dia sampai pada sebuah kesimpulan hanya tangan kuat Tuhan yang mampu mengangkatnya dari lumpur rawa dan menjejakkan kakinya di atas bukit. 

Daud tidak membiarkan pengalaman pahit dan dosa-dosa di masa lalu menjerat dirinya dan membungkam mulutnya sehingga menghalanginya untuk bersaksi tentang kasih dan kebaikan Tuhan. 

Justru pengalaman jatuh bangun inilah yang membuat Daud mampu merasakan betapa besar dan luasnya kolam kasih Tuhan. Sampai-sampai Daud tidak mampu lagi menahan luapan kerinduan dalam hatinya untuk mewartakan kasih dan kebaikan Tuhan.

Dia bersaksi dan mewartakan dengan lantang bahwa hidupnya semata hanya anugerah, dari kemurahan dan belas kasihan Tuhan saja. 

Dia sadar bahwa keberadaan di dunia dengan suatu misi dan sebuah etos  yaitu melakukan kehendak Tuhan dan memberitakan kabar suka cita dalam sikap hidup sehari-hari yang selaras dan mencerminkan sifat Allah.

Sebagai pengikut Kristus, sudahkah hidup kita memiliki etos dan misi Kristus ? 

Mari di hari raya kabar suka cita ini kita menetapkan hati seperti Daud, berani hidup untuk mewartakan kasih dan kebaikan Tuhan.


Doa : 

Tuhan Yesus berilah rahmatmu dan tolonglah aku agar dapat menjalankan kehendakMu dan berani mewartakan kasih, kebenaran, dan kebaikanMu Tuhan didalam hidup ku. Karena Engkaulah Juruselamat ku. Amin.



Mazmur, Selasa 24 Januari 2017: Mzm 40:2,4ab,7-8a,10,11 – HIDUPKATOLIK.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang