(Renungan) Kesadaran akan Tuhan Hadir dalam Kehidupan Kita

Kesadaran akan Tuhan Hadir dalam Kehidupan Kita
(Ery Setyo)



Dan katanya lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi 
yang dihargai di tempat asalnya”
(Luk. 4:24)


Kalender Liturgi, Senin 21 Maret 2022
Bacaan Pertama : 2 Raj. 5:1-15a
Mazmur Tanggapan : Mzm. 42:2.3;43:3.4
Bacaan Injil : Luk. 4:24-30


Manusia lebih percaya kepada sesuatu yang dilihat daripada yang didengar. Itulah yang terjadi pada diri kita, sering kali kita menjadi percaya karena melihat bukti nyata.

Naaman panglima Raja Aram, awalnya, meragukan perintah Elisa untuk membenamkan diri ke sungai Yordan sebanyak tujuh kali. Namun karena desakan pembantunya akhirnya dia melakukan perintah Elisa dan sembuh. Setelah dia mengalami kesembuhan barulah dia yakin dan lebih percaya. 

Ada  hal yang menarik dari Naaman, orang Siria ini. Dia mendengar informasi tentang nabi Elisa yang tinggal di Samaria. Dia bukan orang Yahudi dan tak kenal siapa itu Elisa, darimana Elisa berasal, siapa Tuhan yang disembah Elisa. Namun Naaman pergi menjumpai Elisa. Naaman punya satu kerinduan untuk sembuh.

Berbeda dengan Naaman yang percaya dan datang kepada Elisa, orang-orang di Nazareth, kampung halaman Yesus, tidak percaya pada  Yesus. Padahal  mereka sudah mengenal Yesus sejak kecil pula. Ia adalah anak Yusuf dan Maria. Ia besar mengikuti jejak Yusuf menjadi tukang kayu. Mereka juga sudah mendengar pengajaran-pengajaran serta mukjizat yang Yesus lakukan di beberapa kota lain. Tetapi karena tidak melihat langsung mukjizat yang dilakukan-Nya, mereka tak percaya dan tetap memandang rendah Dia.

Kita yang hidup di zaman ini  tentu hanya dapat mendengar atau membaca tentang Yesus. Kita  tak dapat melihat langsung apa yang  Yesus sampaikan dan lakukan dalam menunjukkan kuasa-Nya. Akankah kita seperti orang Nazareth yang meragukan Dia? Atau seperti Naaman yang memiliki keinginan besar untuk sembuh lalu datang kepada Yesus serta melakukan  segala perintah-Nya.

Iman merupakan senjata untuk hal yang hanya kita dengar tanpa kita lihat sendiri secara langsung. “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibr 11:1). Dengan iman kita merasakan kehadiran Tuhan.  Kehadiran-Nya sungguh nyata dalam kehidupan kita. Menjadi peneguh, penyembuh, serta sumber kekuatan kita dalam menjalani kehidupan ini.

 
Doa :

“Tuhan, ajarilah aku untuk lebih peka merasakan kehadiran-Mu dan tidak mengabaikan Engkau dalam setiap langkah hidupku”. Amin.

abi" yang Dihargai di Negeri Siber — Hati Yang Bertelinga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang