(renungan) Percaya Membawa Sukacita

Percaya Membawa Sukacita
(July Tikilie)



Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, anakmu hidup!” Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi.
(Yoh. 4 :50)



Kalender Liturgi Senin, 28 Maret 2022
Bacaan Pertama : Yes. 65:17 -21
Mazmur Tanggapan : Mzm. 30:2,4,5-6.11-12a,13b
Bacaan Injil : Yoh. 4:43-54


Dalam hidup harian kita, tentunya kita pernah meragukan orang yang kita anggap biasa-biasa saja. Bila orang tersebut akan melakukan sesuatu yang penting atau untuk suatu jabatan tertentu, spontan kita akan mengatakan ia tidak akan bisa melakukannya. Kita seringkali menganggap diri kita hebat dan meragukan keberadaan orang lain yang tidak sepadan dengan kita. 

Kita seringkali lupa bahwa banyak orang bisa melakukan hal-hal yang luar biasa bila diberi kepercayaan. Hendaknya kita bisa mengubah pola pikir kita agar kita juga berani memberi kepercayaan dan kesempatan kepada orang lain agar orang lain juga bisa berkembang dan berbuah.
 
Dalam bacaan Injil hari ini, dikisahkan seorang pegawai istana yang tinggal di Kapernaum, merasa was-was karena anaknya sakit parah. Ia hampir putus asa mengusahakan anaknya sembuh. Ketika mendengar Yesus ada di Kana, muncul secercah harapan. Ia memutuskan pergi kepada-Nya, walau harus menempuh medan berat sejauh 20 km selama 7-8 jam. Setelah bertemu, ia mengajukan permohonan agar Yesus segera datang sebelum anaknya mati. 

Yesus tidak mengenal orang ini, namun Yesus menerimanya dan percaya akan ceritanya. Siang itu Yesus berkata: “Pergilah, anakmu hidup!” Perwira istana percaya lalu pulang. Belum juga sampai rumah, beberapa hambanya sudah menyambut dengan kabar sukacita, anakmu sembuh. Penasaran, ia bertanya jam berapa anaknya mulai sembuh. “Kemarin siang sekitar pukul satu”, jawab seorang hamba.  Itu adalah momen Yesus menyuruhnya pergi dan menyatakan anaknya sembuh. Pegawai istana dan seluruh keluarganya yang bukan orang Yahudi menjadi percaya akan Yesus.

Yesus menerima semua orang, baik yang sudah dikenal atau belum. Yesus percaya dan memberi kesempatan pada semua orang. Ia ingin semua orang bertumbuh dan berbuah. Yesus hanya ingin kita pun percaya kepada-Nya dan hanya bersandar kepada kasih-Nya.
Semoga melalui permenungan pra-paskah ini, kita dapat mewujudkan sikap saling percaya dan mendukung satu sama lain, dalam keluarga, dalam komunitas, dalam masyarakat. Sehingga kita boleh memasuki Paskah sebagai sukacita bersama.


Doa : 

Tuhan, terima kasih untuk segala yang Engkau telah berikan padaku. Tambahkanlah selalu imanku pada-Mu agar aku selalu taat dan percaya pada-Mu dan tidak membeda-bedakan siapa pun yang kutemui dan kulayani dalam hidupku. Amin.

ukjizat Kedua di Kana — PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang