(Renungan) Pertobatan dan Kasih Allah

Pertobatan dan Kasih Allah
(Fidensius Gunawan)



Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, 
kamu semua akan binasa atas cara demikian.
(Luk. 13:3)



Kalender Liturgi Minggu, 20 Maret 2022
Bacaan Pertama : Kel. 3:1-8a.13-15
Mazmur Tanggapan : Mzm. 103:1-2.3-4.6-7.8.11
Bacaan Kedua : 1 Kor. 10:1-6.10-12
Bacaan Injil : Luk. 13:1-9


Hari ini, Yesus menekankan perlunya pertobatan. Saatnya kita menanggapi kasih Allah dengan bertobat dan berbuah. Karena bila tidak, akan ada akibat menanti kita di akhir jaman. Tapi Allah itu baik, Dia memberi berbagai kesempatan untuk kita bertobat. Dia tidak langsung menebang pohon Ara yang tidak berbuah tapi bersedia menunggu. Dia menunggu kita masuk dalam lautan Kasih-Nya.

Seorang teman berkisah, bagaimana ia terserang covid dan bersyukur luar biasa akhirnya boleh sembuh. Dua minggu ia harus isolasi mandiri dan merasakan sering mudah lelah, sakit kepala, batuk keras, kadang sesak nafas. Ia sempat merasa, mungkin ini saatnya Tuhan memanggil pulang. Apalagi ia punya masalah jantung.

Ia tidak sendiri. Dua hari setelah positif, istri dan dua anaknya juga positif. Varian omicron memang luar biasa ganas daya penularannya. Jadilah mereka sekeluarga isoman bersama. Dalam penderitaannya inilah ia manyadari kasih dari istri dan anak-anaknya. Walau sakit, istrinya dengan telaten merawatnya dan anak-anak. Menyiapkan makanan, membawakan obat, memberi penghiburan, serta dorongan semangat. Anak-anak yang juga sakit menunjukkan pengertian dengan tidak rewel. Karena sembuh lebih cepat, anak-anak yang sudah remaja ini juga ikut membantu sana sini meringankan kerja istrinya. 

Masa dua minggu isoman membuatnya sadar akan kekeliruan dan kesalahannya selama ini. Ia jarang berada di rumah, karena kesibukan kantor. Ia menyerahkan segala urusan anak-anak kepada istrinya. Termasuk saat misa, sangat jarang ia mendampingi istri dan anak-anak. Kebersamaan dalam keluarga hanya saat anak-anak libur sekolah, setahun sekali mereka berlibur keluar kota, itupun paling hanya 2-3 hari.

Setelah sembuh, ia merasa Tuhan memberi kesempatan untuk bertobat. Ia bertekad akan lebih menyediakan waktu bagi istri dan kedua anaknya. Terlebih kini ia sadar, ia perlu lebih dekat kepada Tuhan. Ikut misa dan baca Kitab Suci.

Apakah kita sungguh menjalani masa pra-paskah ini dengan menyadari segala kesalahan dan memutuskan bertobat? Apakah kita bersedia berbuah dari pertobatan kita? Berbuat beberapa tindakan kasih kepada sesama?


Doa :

Tuhan Yesus, terima kasih atas kesempatan bertobat. Ampuni aku ya Tuhan dan jangan biarkan aku jatuh kembali dalam dosa ini. Amin.

https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fkemah-injil.org%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F10%2FJesus-hands.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fkemah-injil.org%2F2017%2F11%2F13%2Fberitakanlah-kasih-allah-kepada-dunia%2F&tbnid=LKK5crfGCkIpVM&vet=12ahUKEwiXlbyUrND2AhVihNgFHXgJBXAQMygMegUIARDsAQ..i&docid=Kg6HX5mXUfVkMM&w=1600&h=862&q=kasih%20allah&ved=2ahUKEwiXlbyUrND2AhVihNgFHXgJBXAQMygMegUIARDsAQ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang