(Renungan) Lihatlah Aku Ini

Lihatlah, Aku Ini
(Maria Aurelia Erly)



"Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; Rabalah Aku dan lihatlah, 
karena hantu tidak ada  daging dan tulangnya seperti yang kamu lihat ada pada-Ku"
(Luk. 24:39 )



Kalender Liturgi, Kamis, 21 April 2022
Bacaan Pertama : Kis. 3:11-26
Mazmur Tanggapan : Mzm. 8:2a.5.6-7.8-9
Bacaan Injil : Luk.  24:35-48


Sebelas murid Yesus sedang berkumpul. Murid-murid itu sedang mendengarkan cerita dari dua kawannya yang baru kembali dari Emaus. Cerita tentang apa yang terjadi dalam perjalanan ke Emaus dan bagaimana mereka mengenali Yesus yang telah bangkit.

Saat murid-murid sedang bercakap-cakap, tiba-tiba Yesus menampakkan dirinya. Mereka  takut dan terkejut, padahal mereka baru dengar tentang kebangkitan Yesus. Mengapa hal ini terjadi? Karena ada sesuatu yang menghalangi mata mereka untuk mengenali Yesus. Ketidakpercayaan, kesedihan, ketakutan, dan keputusasaan atas apa yang telah terjadi pada Yesus.  Penangkapan, penganiayaan, dan penyaliban  yang berujung pada kematian  Yesus adalah  peristiwa yang tak pernah dibayangkan murid-murid akan terjadi.  Kebangkitan Yesus tidak bisa mereka pahami.  Murid-murid memang telah mendengarkan pengajaran dan hidup bersama Yesus namun mereka  tidak mengerti perkataan Yesus dengan sepenuhnya.

Ketika Yesus berkata: “Lihatlah, Aku sendirilah ini”, Yesus memperlihatkan tangan-Nya dan kaki-Nya. Kemudian Ia memakan ikan goreng. Saat itulah selubung mata murid- murid itu gugur. Mereka dapat mengenali  dan menyadari kehadiran Yesus. Mereka pun akhirnya mengerti Kitab Suci. Setelah semua peristiwa bersama Yesus yang bangkit, murid-murid menjadi saksi kebangkitan Yesus. 

Yang dialami para murid ternyata aku alami juga. Masalah, kesedihan, dan penderitaan  membuatku buta. Saat masalah terjadi, mataku hanya nanar mencari solusi. Saat solusi datang tak sesuai dengan doaku, aku sibuk mencari penyebabnya. Mengapa hal ini terjadi padaku? Apa salahku Tuhan? Mataku  hanya terfokus pada masalah. Tidak dapat melihat kehadiran Tuhan.

Namun ketika aku memutuskan untuk mengandalkan Tuhan dan berserah  pada kehendak-Nya, aku tersadar. Mataku terbuka dan dapat melihat penyertaan Tuhan. Tuhan yang selalu menopangku. Tuhan yang senantiasa memberiku kekuatan. Membuatku mampu bertahan dalam iman. Tak perlu lagi kubertanya “mengapa” karena aku percaya penuh pada-Nya. 
                   
Saat penderitaan dan keputusasaan datang, saat doa kita tak terjawab sesuai dengan keinginan kita, hanya dibutuhkan mata untuk terus melihat kepada Tuhan. Tuhan yang tak pernah meninggalkan kita. Tuhan  selalu berkata: “Lihatlah, Aku ini”.


Doa :

Tuhan Yesus, Engkaulah Imanuel. Terima kasih,  Engkau selalu menyertai kami. Tatkala mata kami buta dan tidak menyadari kehadiran-Mu, Engkau selalu datang. Ingatkan kami selalu ya Yesus, karena kami lemah. Amin.    

elita Hati: 28.04.2019 – Ya Tuhanku dan Allahku | SESAWI.NET

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang