(Renungan) Maria Magdalena Disapa dan Melihat

Maria Magdalena Disapa dan Melihat
(Lea Erny)



Aku telah melihat Tuhan
(Yoh 20:18b)



Kalender Liturgi Selasa, 19 April 2022
Bacaan Pertama : Kis. 2:36-41
Mazmur Tanggapan : Mzm. 33:4-5.18-19.20.22
Bacaan Injill: Yoh. 20:11-18


Maria Magdalena mengalami kasih dan mujizat Tuhan, disembuhkan dari tujuh roh jahat (Luk. 8:2). Ia mengambil komitmen untuk mengikuti Yesus. Dikisahkan ia merupakan saksi yang ada di sekitar penyaliban, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus. Namun di saat peristiwa kebangkitan tersebut, karena kalut dan sedih, ia tidak  dapat langsung melihat Yesus yang ada di hadapannya.

Sebagai manusia, tidaklah mudah untuk dapat “melihat” Tuhan. Terutama saat  mengalami kesedihan seperti yang saya alami pada tanggal 3 Maret 2022, ketika  mengetahui kebenaran yang cukup menyakitkan.

Saya sedang menjalani suatu terapi, sehingga banyak bertemu dengan orang. Tentu kami  saling menyapa, sampai saya agak terusik oleh pertanyaan yang sama, kenapa tidak coba operasi saja? Jenuh juga menjawab pertanyaan yang sama karena bertemu orang yang berbeda setiap kali terapi. Hal ini saya sampaikan pada orang terdekat saya. Betapa saya terkejut saat mendengar pernyataannya bahwa bila dioperasi, kemungkinan umur saya hanya bertahan satu tahun saja.  Dokter tidak pernah mengatakan hal ini langsung pada saya. Yang disampaikan oleh dokter hanya resiko operasi saja. Juga tidak adanya jaminan kesembuhan, serta risiko tumbuh lagi tumornya dalam jangka waktu dekat. 

Kesedihan dan kekecewaan membuat saya sesaat tidak membaca Firman. Namun Tuhan sangat luar biasa, Ia menyapa saya di hari Sabtu tanggal 05 Maret 2022, dengan mengingatkan saya akan janji-Nya yang pernah Ia beri pada saat mengikuti retret EJ. Ia menjanjikan kesembuhan dan diberi umur 15 tahun lagi. Tuhan mengingatkan saya kembali akan peristiwa yang berkesan buat saya itu. Ini saya imani bukanlah suatu kebetulan.

Seperti Maria Magdalena, baru dapat “melihat”  Tuhan setelah disapa, saya pun melihat-Nya setelah kembali disapa, diingatkan akan janji-Nya. Mari kita senantiasa mengusahakan mata rohani kita tetap terjaga. Jangan terbawa kesedihan yang  berlarut atau terhanyut prasangka.  Atau membiarkan kecenderungan  mengikuti yang serba enak, karena dapat membuat mata rohani tertidur, sehingga tidak mengenali kehadiran Tuhan dan kehendak-Nya dalam hidup kita.


Doa :

Ya Tuhan...terima kasih  atas sapaan-Mu, di saat saya dalam kesedihan sangat amat, mata rohaniku nyaris tertidur dan tidak mengenali kehendak-Mu...maafkan saya Tuhan. Amin.


aria Magdalena – Kahlil Gibran – Puisi Normantis


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang