(Renungan) Menggereja Online Tanpa Kebablasan

Menggereja Online Tanpa Kebablasan
(Widyawati)



Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
(Kis. 4:32)



Kalender Liturgi Selasa, 26 April 2022
Bacaan Pertama : Kis. 4:32–37
Mazmur Tanggapan: Mzm. 93:1ab.1c-2.5
Bacaan Injil : Yoh. 3:7-15


Kehidupan menggereja kita banyak berubah sejak pandemi. Sebelum pandemi kita mengadakan pertemuan lingkungan seperti pertemuan PraPaskah, berdoa Rosario atau pendalaman Alkitab bersama teman-teman satu lingkungan. Kita misa di gereja  masing-masing pada hari Minggu, mendengarkan homili Pastor Paroki kita dan kegiatan berpusat pada lingkungan dan paroki kita. Namun akibat pandemi,  segala kegiatan menggereja kita, dilakukan secara online sehingga bisa melintasi batas paroki, bahkan melintasi batas negara. 

Kebebasan dan kemudahan ini seperti dua sisi mata uang, berdampak baik dan buruk sekaligus. Sisi baiknya adalah kita bisa mudah mengikuti seminar, pengajaran, rekoleksi dari berbagai paroki dan komunitas. Tak perlu keluar rumah, tak menghadapi kendala transportasi dan bebas kemacetan. Namun kebebasan menggereja online membuat umat berpotensi mengabaikan lingkungan dan parokinya dan membuat umat mudah merasa tidak puas terhadap parokinya.  Menggereja bukan semata-mata memilih paroki mana yang misanya cepat, pastornya keren atau musiknya enak didengar. Tapi menggereja sejatinya adalah suatu komunitas rohani.

Kerenggangan dalam lingkungan sejak pandemi ini saya rasakan di lingkungan saya, Zoom berdoa Rosario sepi peminat sementara e-flyer kegiatan lain di luar paroki banyak diposting di wag lingkungan. Menurut saya kerenggangan ini akhirnya bisa berdampak buruk pada Gereja. Karenanya kita perlu lebih bijak saat menggereja online lintas paroki. Kita perlu lebih mengutamakan hadir dalam kegiatan lingkungan dan paroki kita sendiri.  

Perikop bacaan pertama hari ini, menggambarkan bagaimana hidup menggereja komunitas jemaat perdana.  Mereka sebagai satu kumpulan jemaat yang sehati sejiwa. Hidup sejahtera karena saling berbagi. Gambaran ini mengingatkan kita, akan hidup menggereja yang benar. Kuncinya adalah  berkumpul sehingga tercapai kebersamaan yang akhirnya menumbuhkan perasaan sehati sejiwa.

Apakah kita dalam hidup menggereja online saat ini sudah kebablasan? Apakah kita mengabaikan kegiatan-kegiatan lingkungan dan paroki? Tak lagi peduli akan kebersamaan dalam lingkungan?


Doa :

Ya Bapa, bantu kami untuk mampu hidup harmonis, sehati dan sejiwa dalam lingkungan kami, dalam paroki kami seperti jemaat perdana pada bacaan hari ini. Amin.

 Yohanes 1:3 | Ayat Alkitab Hari Ini


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang