(Renungan) Bebagi Sukacita

Berbagi Sukacita
(Lindawati.W)



“Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan" (Luk 1: 43-44)



Kalender Liturgi Selasa, 31 Mei 2022
Bacaan Pertama : Zef. 3:14-18
Mazmur Tanggapan: Yes. 12:2-6
Bacaan Injil : Luk. 1:39-56


Beberapa hari yang lalu saya dikejutkan dengan kedatangan Ibu Yanti. Dengan semangat dan penuh kegembiraan dia menceritakan perjalanannya sesudah mengantar putrinya Yenna. Tak lupa  ia mengucapkan syukur dan memuliakan Tuhan karena dalam belas kasihanNya telah melakukan hal-hal besar untuk Yenna.

Yenna selama delapan tahun ini mengalami sakit pencernaan yang kronis menyebabkan dia tidak dapat belajar. Aktivitasnya terganggu sehingga ia hilang kepercayaan, ragu, kuatir, stress, minder, putus asa dan lebih suka mengurung diri dalam kamar. 
Padahal sebelumnya, Yenna adalah anak yang periang, genius, penuh percaya diri dan berprestasi cemerlang dalam kejuaraan antar sekolah. Piala berderet di almari kacanya sebagai saksi bisu.

Berbagai usaha telah dilakukan Ibu Yanti tapi tetap tidak membuahkan hasil. Keadaan mentalnya semakin parah setelah melihat adiknya berhasil lulus S1. 

Dalam kepasrahan ibu Yanti hanya bisa bertekun dalam doa. Doa Ibu Yanti dan teman-temannya tidak pernah putus sampai pada suatu ketika secara perlahan kondisi Yenna mulai bangkit. 

Dia mulai menemukan kepercayaan dirinya ketika dia diterima kuliah di luar negeri. Dengan penuh sukacita dan semangat ia memulai kuliahnya. Sukacita tersebut menular kepada Ibu Yanti, keluarga dan kerabat-kerabatnya termasuk diri saya. 

Sukacita Ibu Yanti tidak  dinikmati sendiri tapi dibagikan kepada semua sanak kerabatnya seperti yang dilakukan Bunda Maria. 

Bunda Maria berani menempuh perjalanan yang jauh menuju rumah Elisabet. Kehadirannya memberikan sukacita dan pengharapan bagi orang yang ia jumpai. 

Ketika Maria memberi salam kepada Elisabet, anak dalam rahimnya melonjak kegirangan dan penuh sukacita. Elisabet dipenuhi Roh Kudus mengenali Maria dan anak dalam kandungannya sebagai Tuhan. 

Perjumpaan yang menggembirakan di antara keduanya adalah suatu perjalanan Ilahi karena terjadi perjumpaan dua pribadi pilihan Allah yaitu Yesus dan Yohanes. Ditegaskan dalam surat apostolik Rosarium Virginis Mariae art. 20 (oleh Paus Yohanes Paulus) : Sukacita yang memancar dari peristiwa inkarnasi merupakan kata kunci perjumpaan Maria dengan Elisabet.

Sukacita merupakan karunia Tuhan hendaknya kita bagikan kepada siapapun sebagai ungkapan saling mengasihi. Kehadiran kita ditengah sesama hendaknya membawa sukacita dan damai sejahtera agar dunia menjadi indah untuk didiami.


Doa : 

Ya Bapa, berilah aku kemampuan untuk meneladan Bunda Maria agar dalam kerendahan hati dan kesederhanaan sanggup menghadirkan sukacita kepada sesama dalam kehidupan sehari- hari. Dengan pengantaraan Yesus, Tuhan kami, Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang