(Renungan) Berimankah Aku?

Berimankah Aku?
(Fellicia Fenny S)



"Percayakah kamu sekarang? Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku”
(Yoh 16 : 31b - 32)



Kalender Liturgi Senin, 30 Mei 2022
Bacaan Pertama : Kis. 19:1-8
Mazmur Tanggapan : Mzm. 68:2-3.4-5ac.6-7b
Bacaan Injil : Yoh. 16:29-33


Perkataan Yesus di atas adalah nubuatan Yesus yang akan terjadi dalam waktu sangat dekat. Yesus mengetahui dengan pasti bahwa murid-murid yang mengaku percaya, akan segera lari meninggalkan-Nya, saat Dia berada di titik terendahnya sebagai manusia. 

Seorang guru yang di mata murid-murid adalah sempurna namun kemudian ditangkap, didera dan disalibkan seperti layaknya seorang penjahat kelas kakap. Aku mencoba mereka-reka “Apakah aku pun akan seperti para murid yang meninggalkan Yesus seorang diri di saat situasi memburuk? Berimankah aku?“ 

Akhir-akhir ini aku sering mendengar refrein lagu di TikTok berjudul “at My Worst” dari Pink Sweat$. Kurang lebih jika diterjemahkan : “Aku butuh seseorang yang bisa mencintaiku dalam keadaan terburukku; Tidak, aku tidak sempurna, tapi aku berharap kamu melihat nilai diriku”. 

Lagu ini meskipun video klipnya ceria dan lucu, tetapi memiliki makna sangat mendalam. Seolah ingin menegaskan kembali definisi cinta yang sudah kabur terhapus oleh kepentingan-kepentingan dibaliknya.  Sweat$ menyegarkan kembali ingatku bahwa “Cinta adalah ketika aku melihat bagian terburuk dan aku memilih untuk tetap bertahan dan mencintai”.

Sama seperti cinta yang bertumbuh, iman juga bertumbuh. Yesus memahami para murid saat itu, imannya masih sebatas mulut dan pikiran, bukan dari hati. Kelak ketika telah menyaksikan sendiri Yesus yang bangkit, iman para murid akan sempurna.

Yesus menegaskan hanya Bapa yang tidak meninggalkan-Nya saat semua murid meninggalkan-Nya. Walaupun demikian Yesus tetap meneguhkan para murid dengan penuh pengertian dan kasih mendalam. Mereka dijanjikan akan beroleh damai sejahtera dalam persatuan dengan Dia.

Setelah menyadari segala kekeliruan, kelak para murid tidak menempatkan imannya hanya pada ajaran-ajaran iman 'boleh dan tidak' atau aturan-aturan hukum taurat 'salah dan benar', tetapi lebih kepada 'memandang' pribadi Yesus yang Mahakudus. Bahwa Yesus sungguh datang dari Allah dan bangkit dari kematian.

Yesus tidak pernah ditinggalkan sendirian, Bapa selalu menyertai-Nya, dalam melaksanakan pekerjaan-Nya dari awal hingaa akhir. Sama seperti Bapa menyertai Yesus, Kristus pun akan selalu menyertai pengikut-Nya dalam tugas perutusan dari awal sampai akhir.


Doa: 

Tuhan Yesus, terima kasih atas cinta-Mu yang besar kepada kami. Tambahkan iman dan cinta kami Tuhan, agar kami mampu melihat pribadi-Mu yang maha segalanya. Sertai kami selalu dalam menjalankan perutusan kami masing-masing, dari awal hingga akhir. Amin.

alam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Ak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang