(Renungan) Karunia yang Sempurna dan Tak Ternilai

Karunia yang Sempurna dan Tak Ternilai
(Hendri Candra)



Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, 
jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
(Yoh 16:7)



Kalender Liturgi Selasa, 24 Mei 2022
Bacaan Pertama : Kis. 16:22-34
Mazmur Tanggapan : Mzm. 138:1-2a.2b-3.7c-8
Bacaan Injil : Yoh. 16:5-11


Setelah meninggal, setiap orang pasti meninggalkan atau mewariskan sesuatu; kalau orang kudus mewariskan iman, pemahaman, teladan hidup, dan pengalaman rohani yang tak ternilai;  kalau orang tua kita mungkin mewariskan harta, teladan hidup, kasih sayang, dan kenangan indah yang akan selalu kita kenang.

Sebagai anak-Nya, setelah kepergian Yesus kepada Bapa, kita telah dikaruniakan suatu  yang sangat istimewa, tak ternilai, dan sempurna yaitu: Roh Kudus, roh penghibur.

Kita patut sangat bersyukur karena karunia ini diberikan kepada siapa pun yang beriman kepada Kristus tanpa terkecuali: apakah dia orang yang paling suci, paling kaya, paling cerdas ataupun sebaliknya paling bejat, paling miskin dan terpinggirkan. Semua mendapatkan karunia yang sama melalui sakramen baptis yang kita terima.

Hari ini Injil Yohanes menuliskan tentang Roh Kudus  yang akan menginsyafkan, membawa kita kepada kebenaran dan iman bahwa Yesus dan Bapa adalah satu dan mengingatkan kita akan penghakiman akhir. Roh Kudus adalah Tuhan sendiri yang  selalu menyertai, membimbing dan menolong kita.

Kita selalu dan setiap saat bisa mengandalkan Roh Kudus dalam setiap tindakan kita. Dengan hati yang merendah dan terbuka, kita akan merasakan bisikan Roh Kudus melalui setiap kejadian yang kita alami setiap hari. Roh Kudus hadir dalam doa, pujian penyembahan yang kita lantunkan, juga dalam sukacita yang kita rasakan ketika memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan. Roh Kudus hadir memberikan harapan kepada orang yang remuk redam hatinya, pertobatan kepada orang yang meninggalkan kegelapan berbalik menuju Terang Abadi Kristus.

Pastor Henri Nouwen melukiskan dengan sangat indah bahwa Roh Kudus yang dalam bahasa Yunani: “pneuma” yang berarti napas, adalah napas kehidupan yang sering tidak kita sadari tapi sangat penting untuk hidup kita. Misalnya ketika mengalami masalah dalam tubuh, kita baru merasakan bahwa napas menjadi lebih berat atau tersengal.
Roh Kudus adalah napas kehidupan kita.

Akankan  kita dapat semakin mengandalkan hidup dan  tingkah laku kita dengan berpusat kepada Kristus serta mengandalkan bantuan dan bekerjasama dengan Roh Kudus?


Doa :

Bapa yang Mahabaik, mohon bimbinglah kami untuk semakin peka mendengar dan mengandalkan Roh Kudus dalam setiap pikiran, perbuatan, dan tindakan kami. Amin.

ercik Firman : Pergi dengan Misi | SESAWI.NET


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang