(Renungan) Menjadi Saksi Kristus

Menjadi Saksi Kristus
(Made Shinta)



“Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."
(Yoh. 15:26-27)



Kalender Liturgi Senin, 23 Mei 2022
Bacaan Pertama : Kis. 16:11-15
Mazmur Tanggapan : Mzm. 149:1-2.3-4.5-6a.9b
Bacaan Injil : Yoh. 15:26-16:4a


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus menjanjikan Roh Penghibur bagi para murid dan Roh ini akan bersaksi tentang-Nya.  Roh tentu bersaksi melalui para pengikut-Nya, terlebih para murid, karena mereka sudah sejak dari semula tinggal bersama-sama dengan Dia. Maka Yesus pun dengan tegas meminta para murid untuk bersaksi. Namun bersaksi memiliki risiko dan Yesus menyampaikan hal ini agar para murid siap mental. Mereka akan dikucilkan atau bahkan dibunuh.

Kita adalah pengikut-Nya, maka Yesus juga memberikan perintah untuk bersaksi kepada kita. Dulu saya beranggapan menjadi saksi cukup dengan perbuatan saja. Mungkin ini juga dialami oleh umat Katolik lainnya. Belakangan saya menyadari penting juga untuk berani bersaksi menyatakan kebaikan Tuhan secara kata-kata ataupun tulisan. 

Kesaksian yang utama dan paling ampuh membawa orang  kepada Kristus adalah dengan perbuatan kasih dan perkataan yang lemah lembut dan membawa damai sejahtera. Hal inilah yang sekarang terus saya usahakan untuk perbuat  walaupun masih jauh dari sempurna.
Selain memberikan bantuan kasih berupa materi, tenaga, dan doa kepada yang membutuhkan,  saya juga bersaksi dengan menyampaikan Kabar Sukacita Kristus dengan menjadi katekis, bergabung dengan tim Katekese Paroki untuk mempersiapkan program Bina Iman bagi Orang Tua dan Lansia, menjadi kontributor tulisan renungan harian, serta melayani umat sebagai pengurus dan fasilitator lingkungan.

Bila ada keraguan apakah kita mampu menjadi saksi-Nya, ingatlah bahwa Tuhan Yesus sudah memberikan Roh Penghibur dan Roh Kebenaran yang berasal dari Bapa. Ia  yang akan bersaksi tentang Kristus melalui kita. Lalu kita berserah kepada Roh, biarlah Ia yang menggerakkan hati orang dan membawanya kepada Kristus. Seperti kisah Lidia dalam bacaan pertama. Lidia turut mendengar pengajaran Paulus dan Roh Allah membuka hatinya, lalu ia dan seisi rumahnya  menerima Yesus (bdk. Kis 16:14).

Apakah kita sudah menjawab perintah dan tantangan Tuhan Yesus untuk menjadi saksi-Nya 
melalui perbuatan dan perkataan? 


Doa :
 
Tuhan Yesus yang baik, walau aku belum pernah bertemu langsung dan tidak seperti para murid yang selalu bersama-sama dengan-Mu, namun aku percaya penuh kepada-Mu. Mohon bimbing aku dengan Roh Kudus agar seluruh hidup dan perkataanku dapat selalu menjadi saksi akan kasih dan kemurahan-Mu. Amin.

manat Perpisahan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang