(Renungan) Sekretaris Galak

Sekretaris Galak
(Fidensius Gunawan)



Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, 
karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati.
(Kis. 14:19b)



Kalender Liturgi Selasa, 17 Mei 2022
Bacaan Pertama : Kis.14:19-28
Mazmur Tanggapan : Mzm.145:10-11.12-13b.21
Bacaan Injil : Yoh.14:27-31a


Dua puluh lima tahun lalu, saya terpilih menjadi ketua lingkungan. Lalu saya mengajak beberapa warga untuk membantu mengisi posisi kepengurusan. Untuk sekretaris saya pilih seorang bapak yang sepengetahuan saya cukup mumpuni di bidang komputer. Suatu saat, untuk keperluan membuat selebaran acara lingkungan, saya main ke rumahnya. Di tengah perbincangan, tiba-tiba emosinya naik dan bersuara keras menentang ide-ide saya. Jujur saat itu saya terkejut dan hampir terbawa emosi. Tidak menyangka beliau bisa sangat galak namun tak pantas.  

Syukur saya teringat akan ayat di atas. Paulus saja sering dianiaya ketika mewartakan Injil. Sedangkan apa yang saya alami hanya riak kecil dibanding apa yang dialami Paulus dan banyak orang kudus lainnya. Saya mengatur emosi saya dan berdoa mohon bimbingan Roh Kudus agar dapat mengatasi situasi. Puji Tuhan sampai akhir masa pelayanan, saya berhasil tetap menjalin persahabatan dengan sekretaris tersebut.

Tentu ini bukan satu-satunya kejadian buruk dalam perjalanan pelayanan saya. Tapi saya selalu ingat, apa yang saya lakukan hanyalah demi kemuliaan Allah. Jadi yang saya layani adalah Allah yang hadir dalam Gereja dan dalam diri umat yang saya layani.

Kisah Paulus dan para rasul yang sering teraniaya dalam pelayanan dan pewartaan, sungguh menginspirasi. Di Listra, Paulus dilempari batu oleh orang-orang Yahudi, lalu diseret ke luar kota karena diduga sudah meninggal. Dapat dipastikan saat itu kondisi Paulus babak belur berdarah-darah dan tidak sadarkan diri bahkan mati suri. Tapi Paulus masih hidup dan tidak kehilangan semangat. Bersama Barnabas, keesokan harinya mereka berangkat ke Derbe  memberitakan Injil. Setelah sukses mempertobatkan banyak orang, mereka kembali ke Listra. Sama sekali tak ada rasa takut. Mereka datang, menguatkan hati para murid dan menasihati agar bertekun dalam iman. Paulus juga menegaskan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah, kita harus mengalami banyak sengsara (bdk. Kis. 14:22).

Jadi apakah kita siap untuk sengsara ketika kita menjadi pewarta dan pelayan Tuhan?


Doa :

Tuhan Yesus, Engkau bersedia menderita dan wafat di Salib. Para murid-Mu juga tak takut sengsara sebagai konsekuensi memberitakan Injil. Biarlah aku pun selalu dikuatkan ketika harus mengalami kejadian tak enak dalam pelayanan kami. Amin.

Berkas:Paul arrested.jpg - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fid.m.wikipedia.org%2Fwiki%2FBerkas%3APaul_arrested.jpg&psig=AOvVaw1d6pgUdSG3GSCHZg1HglwY&ust=1652281593187000&source=images&cd=vfe&ved=0CAwQjRxqFwoTCNiFlqmb1fcCFQAAAAAdAAAAABAI



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang