(Renungan) Sukacita dalam Perpisahan

Sukacita dalam Perpisahan
(Budi Santoso)



Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.
Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat
bersukacita 
(Luk. 24:51-52)



Kalender Liturgi Kamis, 26 Mei 2022
HR. Kenaikan Tuhan
Bacaan Pertama : Kis 1:1-11
Mazmur Tanggapan : Mzm 47:2-3, 6-7,8-9
Bacaan Kedua : Ef 1:17-23
Bacaan Injil : Luk 24:46-53


Setiap kali kita mendengar kata berpisah, tentu yang terlintas dalam benak kita ialah suatu peristiwa yang menyedihkan. Namun, tidak demikian dengan perpisahan Yesus dengan para murid.

Para murid adalah saksi mata yang  menyaksikan secara langsung peristiwa terangkatnya Yesus ke surga, sehingga menghadirkan sukacita di antara mereka. 

Karena sebelum terangkat ke surga, Tuhan Yesus terlebih dahulu memberkati mereka dan berjanji tidak akan meninggalkan mereka seorang diri.

Roh Kudus akan turun untuk memperlengkapi dan memberikan mereka kuasa dalam memberitakan kabar suka cita, pengampunan dosa dan menyerukan pertobatan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.

Roh Kudus juga yang akan memampukan mereka melihat maksud Allah di balik semua peristiwa yang mereka alami bersama Yesus (Luk 44-47). Pengertian akan kebenaran inilah yang membuat  mereka memahami bahwa segala sesuatu terjadi menurut rencana Allah.

Sejak 24 Feb 2022, dunia digemparkan dengan berita perang saudara yang terjadi di Ukraina. Rusia menyerang Ukraina dan telah menyebabkan banyak orang menderita. Korban jiwa sudah tidak terhitung dan membuat orang-orang terpisahkan satu dengan lainnya. Belum ada tanda tanda kapan perang ini akan berakhir. 

Namun apa yang sekilas tampak menyakitkan ini, belum tentu akan seterusnya seperti itu. Viktor E. Frankl, seorang tawanan kamp Nazi, yang selamat dari kamp kematian Auschwitz, menuliskan dalam bukunya Man’s Search for Meaning, bahwa "Hidup punya potensi untuk memiliki makna, bahkan dalam kondisi yang paling menyedihkan sekalipun”. 

Sebagai umat beriman, percaya bahwa Tuhan tetap memegang janji-Nya; selalu ada pengharapan dan penghiburan dalam setiap kesesakan bagi mereka yang berkenan kepada-Nya.

Bersukacitalah dan berpengharapan selalu dalam Tuhan, dalam peristiwa apa pun, bahkan peperangan dan perpisahan sekalipun. Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita sendiri.

Seperti seruan Bapa Suci Francis kepada kita umat beriman, untuk senantiasa mendoakan agar tercipta perdamaian di Ukraina secepatnya.


Doa : 

Ya Tuhan, semoga aku senantiasa bersukacita dan percaya akan penyertaanMu walaupun dalam peristiwa perpisahan. Amin.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9ynIKmVX9PLMw2FwJIVgBxyKuEBHSi13H0e6Tqvw6VsV5TiiYyIUEyww7rJTX6yf5fb2M6haELGeZBTTjx3Sg_hlNnsMY6Z8_DGg0F1Lfj2D658RMhuXhJry1EQoDo0hxp2PmE9YfJ01U/w320-h226/download+%25281%2529.jpg



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang