(Renungan) Tidak Ada yang Kebetulan

Tidak Ada Yang Kebetulan 
(Maria Theresia Widyastuti)



Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;  supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
(Yoh 17:20-21)



Kalender Liturgi Minggu, 29 Mei 2022
Bacaan Pertama : Kis. 7:55-60
Mazmur Tanggapan : Mzm. 97:1.2b.6.7c.9
Bacaan Kedua : Why. 22:12-14.16-17.20
Bacaan Injil : Yoh. 17:20-26


Tidak ada suatu yang kebetulan dalam hidup kita anak-anak Allah. Semua jalan hidup kita direndaNya dengan sangat  indah walaupun kadang kita tidak paham maksudNya.  Tidak ada suatu kebetulan juga jika peristiwa ini terjadi pada saya yang sungguh sedang rindu mencari Allah, meminta bantuanNya dalam kehidupan yang sedang saya hadapi.

Minggu lalu sebelum saya menuliskan renungan ini saya bertugas mengisi suara renungan podcast tanggal  2 Juni 2022 dengan bacaan Injil dari Yohanes 17:20-26. Setelah rekaman suara saya berikan pada mentor, ia berkata bahwa ia menangis mendengar rekaman saya. Menangis terharu karena doa yang diucapkan Yesus untuk persatuan kita dengan Allah. Ternyata Yesus sungguh mencintai kita.

Saat saya bertugas menggantikan penulis renungan tanggal 29 Mei 2022, bacaan injilnya  sama yaitu Yohanes 17: 20 -26. Sungguh luar biasa Allah dan tidak ada yang kebetulan jika saya membacakan dan menuliskan kisah yang sama tentang Yesus yang berdoa untuk kita semua.

Sungguh Tuhan ingin meyakinkan saya bahwa kerinduan saya akan pencarian Tuhan sudah terjawab. Tuhan sudah lebih dahulu merindukan saya sama seperti Ia lebih dulu mencintai saya. Yesus pun sangatlah rindu agar saya bisa bersekutu denganNya.

Doa Yesus untuk kita sungguh sangat indah.  Ia mendoakan kita dengan penuh kasih yang terpancar dari isi doaNya.  Ia memohon agar kita orang-orang yang percaya akan pewartaan murid-muridNya dilindungi dan dipelihara di tengah dunia yang membenci kita. Kebencian dunia terjadi  karena belum mengenal dan mengakui Bapa dan FirmanNya. Yesus juga berdoa agar kita dikuduskan dan tidak  sia-sialah  pengorbananNya untuk  kekudusan kita. Hanya dengan berada dalam kesatuan Bapa yang Kudus kita tidak akan larut di tengah dunia dan mampu menjalankan misi Yesus yaitu memperkenalkan rahasia Bapa kepada dunia. 

Saya bersyukur menjadi pengikut Yesus, karena cinta dan pengorbananNya masih dilengkapi dengan doa yang luar biasa. Maka menjadi pertanyaan jika apa yang telah dilakukanNya tidak kita balas dengan sungguh-sungguh berupaya menjadi kudus maka sungguh sia-sialah hidup kita.


Doa : 

Tuhan, syukur kami panjatkan kepadaMu karena kuasaMulah maka Yesus pun mendoakan kami anak-anakMu untuk dapat  bersatu denganMu. Mampukan kami untuk menjadi kudus sehingga pada akhirnya walaupun kami hidup di dunia tapi kami sudah bersatu denganMu dan dengan Yesus Putra TerkasihMu. Amin.

AGAR SUPAYA MEREKA SEMUA MENJADI SATU | SANG SABDA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang